Bajawa, Vox NTT- Syamsul Hadi, perwakilan dari Direktorat Jendral Kebudayaan RI menyatakan, Kabupaten Ngada patut berbangga karena dipilih menjadi tempat workshop tenun ikat.
Workshop tenun ikat ini masuk dalam rangkaian kegiatan festival Inerie yang secara resmi dibuka oleh Bupati Ngada Paulus Soliwoa melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Ngada Hironimus Reba Watu di Hotel Edelweis Bajawa, Selasa (02/07/2019).
Syamsul dalam laporan panitianya menyatakan, Direktorat Jendral Kebudayaan RI baru dua kali menggelar workshop tenun ikat.
Pertama kali, kata dia, diadakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2018 lalu. Sedangkan, yang kedua pada tahun 2019 ini Kabupaten Ngada-NTT dipilih menjadi tempat berlangsungnya workshop tenun ikat.
Menurut Syamsul, kegiatan workshop ini melibatkan 90 peserta dari 9 komunitas tenun yang ada di Kabupaten Ngada.
Dirjen Kebudayaan sangat berharap workshop tenun ikat berikutnya akan diselenggarakan lagi di Ngada tetapi tidak bertempat lagi di hotel, namun di rumah-rumah masyarakat yang merupakan anggota komunitas tenun di kabupaten itu
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Ngada Hironimus Reba Watu dalam sambutannya mengatakan, ada dua etnis tenun yang sangat menonjol di Kabupaten Ngada. Keduanya yaitu etnis Riung dan Bajawa.
Sedangkan etnis So’a memiliki motif yang hampir serupa dengan Bajawa. Tiga etnis tersebut menunjukan kekhasannya sendiri.
Hironimus menjelaskan, tenun ikat di Ngada sudah diwariskan oleh leluhur secara turun temurun.
Ia mengharapkan setelah kegiatan workshop ini, tampilan-tampilan motif tenun adat kabupaten Ngada bisa lebih baik dari hari kemarin, tanpa berubah ciri khas yang sudah diwariskan.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba