Borong, Vox NTT-Hasil Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2019 sudah diumumkan Komisi Pemilihan Umum.
Di Manggarai Timur (Matim) Partai Amanat Nasional (PAN) mendapatkan perolehan 5 kursi DPRD.
Perolehan ini pun menjadikan partai yang diketuai Bupati Matim, Agas Andreas itu sebagai partai yang bakal menduduki kursi ketua DPRD.
Sejumlah figur yang lolos seperti Yeremias Dupa, Vinsentius Roja, Sifridus Asman mulai disebut-sebut bakal menjadi pemegang EB 2 di Kabupaten itu.
Pengamat politik Universitas Nusa Cendana, Lasarus Jehamat, saat dikonfirmasi media ini, Rabu (24/07/2019) menuturkan, PAN Matim harus bisa menjadi lembaga yang bisa mengayomi semua kepentingan.
“PAN harus bisa menjadi lembaga yang bisa mengagregasi kepentingan masyarakat,” ujarnya kepada VoxNtt.com.
Selain itu, demi mengawal roda kepemerintahan, dosen sosiologi Undana itu menilai sangat diperlukan peran serta dari partai lain.
“Partai lain diharapkan dapat mengontrol kerja eksekutif,” ucapnya.
Menurut Jehamat, kontrol DPRD sangat diperlukan apalagi mengingat Matim sebagai salah satu kabupaten yang bermasalah. Oleh karena kata dia, produk legislasi prorakyat sangat dinantikan masyarakat Matim.
“Kita tidak mengharapkan wakil rakyat yang 4D. Datang, duduk, diam, duit,” tukasnya.
Selain kontrol legislatif pada eksekutif, Jehamat juga menyoroti terpilihnya Florensia Parera sebagai satu-satunya anggota DPRD perempuan yang terpilih periode 2019-2024.
Menurutnya, dari fenomena itu ada dua pendekatan yang bisa diperlihatkan.
Pertama, lembaga politik Matim memang masih bias dengan gender. Ada kuasa kekuasaan sehingga perempuan sulit berkibar.
Kedua, perempuan masih enggan berpolitik. Hal ini kata dia, mesti dicari penyebabnya, namun yang pasti kita butuh perempuan Matim yang mau berpolitik.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Irvan K