Borong, Vox NTT-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Manggarai Timur (PK Matim), Basilius Teto meminta polemik pemecatan guru honor di SMP Negeri 6 Kota Komba agar diselesaikan secara kekeluargaan atau budaya.
“Saya sudah ketemu dengan guru yang dipecat dan saya sudah sampaikan untuk urus dulu secara keluarga atau adat,” ucap Basilius saat ditemui sejumlah awak media di Kantor Dinas PK Matim, Senin (29/07/2019).
Basilius menilai, pemecatan itu dikarenakan minimnya komunikasi yang baik, antara guru honor Salvianus Juga dan Kepala SMPN 6 Kota Komba Laurensius Tinianus Jalo.
Memang jelas Basilius, kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan pemecatan kepada guru honor. Hal itu dikarenakan, kepala sekolah merupakan orang yang paling mengetahui keberadaan guru.
“Memang pemecatan itu kewenangan kepsek karena dia yang terima dan dia juga yang tahu. Maka pada konteks pemecatan kita harus melihat dulu akar persoalannya,” katanya.
Dari segi ketentuan kata dia, Salvianus sudah melanggar aturan karena tidak mengikuti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama 23 hari. Ia juga tidak pernah meminta persetujuan atau izin dari kepala sekolah.
Oleh karena lanjut Basilius, pemecatan tersebut perlu didiskusikan secara baik, sehingga menghasilkan sebuah keputusan yang tidak merugikan antara kedua belah pihak.
“Memang guru yang di PHK itu tidak pernah bertemu kepala sekolah, makanya saya bilang ada miskomunikasi. Apalagi dari analisis kebutuhan Salvianus sangat dibutuhkan karena guru PJOK di sekolah itu hanya dia,” tukasnya.
Dikatakannya, apabila persoalan itu belum diselesaikan oleh kedua belah pihak, maka Dinas PK Matim akan mengambil keputusan sesuai mekanisme yang berlaku.
Baca Juga:
- Diduga Dipecat Sepihak, Guru Honor di Matim Adukan Kepseknya ke Dinas PK
- Kadis PK Matim: Pemecatan Guru Honor di SMPN 6 Kewenangan Kepsek
“Tentu pertama kita akan lakukan mediasi dengan berbagai pertimbangan, dan pokoknya sesuai mekanisme yang berlaku. Tetapi saya yakin persoalan itu bisa diselesaikan apalagi keduanya adalah keluarga,” katanya.
“Saya berharap ke depan jangan ada pemecatan, bagaimana pun juga guru punya potensi yang besar untuk perkembangan pendidikan Manggarai Timur ke depan,” tambahnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba