Borong, Vox NTT-Pemerintah Provinsi (Pemrov) NTT mengaku Festival Caci yang digelar di Kampung Toka, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) sudah ditonton 6 Negara di dunia.
“Bapak bupati kemarin kami sudah mengeksposkan festival ini melalui streaming internasional dengan pater Agus di Amerika,” ucap Agustinus Harum, kepala seksi promosi wisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, saat memberikan sambutan pada acara penutupan Festival Caci di Toka, Senin (31/07/2019).
Agustinus mengaku, festival yang digelar selama dua hari itu sudah ditonton oleh 6 Negara di dunia dan juga telah dipublikasikan oleh beberapa media lokal yang ada di NTT.
“Ini artinya bahwa, Caci kali ini sudah menembus lapisan dunia,” kata Agus diiringi dengan tepuk tangan meriah warga yang hadir.
Dia menjelaskan, festival tidak hanya memerlukan keterlibatan banyak orang, tetapi juga mampu memberikan sebuah koreografi untuk mempertunjukkan Caci kepada orang banyak.
“Jadi pertunjukkan kita menyaksikan bagaimana melihat koneksi gerak dengan bunyi gendang. Antara Paki (pukul) dan Paci (bahasa kiasan yang mengartikan kehebatan seseorang dalam bermain Caci). Tetapi yang paling penting, lomes ((keindahan gerak tubuh dan busana yang dipakai) boleh lomes tetapi normatif,” ucap Agustinus.
Dia menilai festival kali ini merupakan awal yang baik dari perkembangan dunia pariswisata Manggarai Timur ke depan.
“Kalau ada yang kurang lengkap jangan kritik di antara kita. Kita promosikan yang baik, sehingga ke depan orang akan datang menonton kita di sini,” tukasnya.
Terpisah, Bupati Manggarai Timur Agas Andreas mengatakan, Festival Caci yang digelar di Toka merupakan bagian dari komitmen bersama untuk mempromosikan pariwisata di kabupaten itu.
“Salah satu bagian yang ditonton ini adalah atraksi. Dan saya yakin festival ini memberi dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat pada masa yang akan datang,” ucap Agas.
Agas pun berjanji pada tahun 2020 mendatang Festival Caci akan kembali digelar, tetapi di tempat lain yang ada di Manggarai Timur.
Oleh karena itu kata dia, setiap kecamatan wajib memberikan proposal pengajuan penggelaran Festival Caci.
“Pergi di tempat yang ada rumah gendangnya jangan kita pigi di lapangan. Tahun depan kita buat lagi pa Sekda. Saya suka yang begini, tapi harus pindah tempat,” kata mantan Wakil Bupati Matim dua periode itu.
“Orang Borong jangan hanya tahu Borong saja, tetapi orang Borong harus tahu juga tentang Elar Selatan,” tambah dia.
Hal itu jelas dia, sebagai upaya untuk membangun solidaritas dan kepedulian sesama bagi masyarakat Matim ke depan.
“Jangan orang Elar Selatan datang ke sini (Borong) terus tetapi kita juga harus lihat Elar Selatan,” tukasnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba