*) Puisi-Puisi Paul Ama Tukan
Hostia
Rasanya tidak jenuh
Ketika ranjang malam basah menyerah dengan teduh
Menjahit tubuh yang lelap di atasnya
“Aduh, tolonglah aku Tuhan”
Seketika itu ia menari dengan lincah
Kala merpati menubruk lekas lambungnya.
Larantuka, 2019
Headline
Pergilah kekasih
Dan jangan kau ganggu kancing bajuku
Sebab berita-beritaku mudah telanjang
Dan penaku terlanjur menulis;
Di surat kabar kota
Kota Sau, 2019
Bapa Kami yang Ada dalam Kepala
Dimuliakanlah kata dan masuklah ke dalam kepala
Engkau akan menjadi siapa yang selalu bertanya bagaimana
Mencari tanya kala harimu masih kuncup
mengubur jarak dengan damba paling purba
Dari pintu kepala ke dasar hati.
Kota Sau, 2019
Album
Di bening matamu
Aku bersolek dengan badan telanjang
Mengukur setiap langkah yang rapuh pada simpang doa
Aku ini pandai berselingkuh pada malam hari
Tetapi bersimpuh pada pucuk pagi
Memanggil aduh-ku
Mencabut canduku;
Kala dulu sekali.
Kota Sau, 2019
Mengatakan Begini
Pada kopi yang mengepul ini
Akan kuselam ke dasar dadamu
Mencatat setiap luka yang terlanjur luka
Kemudian menggores pada dinding nadimu
Agar matamu tahu
Ke mana arah bibirmu.
Nenuk, 2019
Buku
Dan ketika tiada yang memaksa
Segalanya rimbun dalam kepala
Nenuk, 2019
*Paul Ama Tukan, berasal dari Ritaebang, pulau Solor. Alumni Seminari BSB Maumere. Aktif pada kelompok Sastra Kotak Sampah, Novisiat SVD Nenuk.