Kefamenanu,Vox NTT-Landelinus Meta Kono warga RT 015, RW 008, Desa Bijaepasu, Kecamatan Miomafo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mengaku kecewa dengan sistem pelayanan jasa pengiriman barang dari PT Pos Indonesia.
Pasalnya, paket barang berupa pakaiannya dan istri yang dikirim dari Cimahi Jawa Barat sejak tanggal 19 Agustus lalu, hingga kini belum tiba di Kota Kefamenanu, TTU. Paket tersebut dikirim menggunakan jasa pengiriman kilat dari PT Pos Indonesia.
Padahal pakaian dan perlengkapan lainnya tersebut harus digunakannya saat pelantikan Landelinus Meta Kono sebagai anggota DPRD TTU pada Senin 26 Agustus 2019.
“Barang yang kita kirim itu kan harusnya lewat pesawat, seharusnya kan cepat sampai, tadi saya cek ke kantor pos Kefamenanu, tapi katanya bungkusannya saja yang sudah sampai Kupang, sedangkan fisikanya masih dikirim lewat laut, nah ini yang saya pertanyakan, barang saja kan harus dikirim lewat pesawat tapi kenapa dialihkan lewat laut tanpa konfirmasi dengan saya,” ujar Lande saat diwawancarai VoxNtt.com di Kefamenanu, Sabtu (24/08/2019).
Ia mengaku semakin kecewa dengan pelayanan petugas di kantor Pos Kefamenanu saat dirinya mempertanyakan keterlambatan pengiriman barang tersebut.
Pasalnya, saat Lande menyampaikan keluhan tersebut, oknum petugas kantor Pos Kefamenanu malah membalas dengan senyuman yang dianggapnya cukup sinis.
“Ini yang tadi yah saya agak bersitegang di sana (kantor pos Kefamenanu) karena saya sudah kecewa dengan keterlambatan barang terus kayak menghina begitu mengolok begitu, dia ketawa,” tandas Calon Anggota DPRD TTU asal dapil IV yang terpilih dalam pemilu beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kepala Kantor Pos Cabang Kefamenanu Debby A. Bani menjelaskan, keterlambatan tersebut seharusnya ditanyakan ke kantor pengiriman barang.
Meski begitu, ia mengaku telah mengecek penyebab terjadinya keterlambatan pengiriman barang milik Landelinus Meta Kono tersebut.
Menurut Bani, setelah tiba di bandara dan hendak dikirim, ternyata barang milik Landelinus tidak lolos X-ray. Sehingga untuk pengiriman dialihkan melalui jalur laut.
“Memang di resi itu tulis pakaian isinya, tetapi di dalam ada isi cairan, mungkin karena cairan itu dilarang di bandara, jadi begitu tiba di bandara tidak lolos X-ray, sehingga dialihkan pengiriman lewat jalur laut, tetapi petugas sana tidak menginformasikan ke pengirim,” tutur Bani saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.
Pada kesempatan itu, ia membantah jika dirinya memberikan senyuman sinis saat mendapat pertanyaan terkait keluhan dari Landelinus.
Menurutnya, sesuai standar yang sudah ditetapkan, semua pegawai kantor Pos wajib menjalankan prinsip 3S saat pelayanan. 3S itu adalah Sapa, Salam dan Senyum.
Sehingga, Bani menduga senyuman yang diberikan saat mendengar keluhan Landelinus itulah yang dianggap sebagai penghinaan.
“Mungkin dia (Landelinus) dalam keadaan emosi sehingga saya senyum tadi dianggap meledek, padahal tidak sama sekali, bahkan minta maaf pak saya juga tadi sempat dikatain kambing jadi saya tidak terima baik sebenarnya,” ujarnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba