Ruteng, Vox NTT – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Intergratif (KKNI) FKIP UKI St. Paulus Ruteng melatih warga Dusun Golo Lebo, Desa Wewa, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat mengolah pangan lokal.
Pelatihan berupa pengelolahan bahan lokal berupa singkong, gula merah, dan kelapa menjadi “Lupis” itu berlangsung sejak 19 hingga 20 Agustus 2019.
Salah seorang peserta KKNI Frederika N. Sari menjelaskan, singkong merupakan jenis bahan lokal yang sering dijadikan makanan tambahan oleh masyarakat Manggarai pada umumnya.
Singkong dimasak atau direbus lalu kemudian dimakan. Menurut dia, nilai kreativitas ibu-ibu rumah tangga tampak tidak ditingkatkan jika olahan singkong masih demikian.
Hal yang sama dengan bahan lokal seperti kelapa. Kata Frederika, kelapa oleh orang Manggarai hanya dijadikan bahan santan ketika memasak sayur.
Kelapa jarang diolah menjadi makanan yang lebih menarik minat makan setiap orang. Menurut Frederika, nilai kreativitas ibu-ibu rumah tangga tidak ditingkatkan.
Begitu pula dengan gula merah. Selain dimanfaatkan untuk dijadikan teh, juga dapat dimanfaatkan sebagai pemanis dalam kegiatan memasak para ibu rumah tangga.
“Hal demikian menjadi alasan dirangcangnya kegiatan pengolahan bahan lokal berupa singkong, gula merah dan kepala menjadi olahan baru yakni Lupis,” ungkap Frederika dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Senin (26/08/2019).
Senada dengan Frederika, Koordinator kelompok bidang PKM-M Maria E. N. Neno mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk usaha meningkatkan kreativitas ibu-ibu rumah tangga dalam memanfaatkan bahan lokal menjadi olahan sederhana yang lebih baru.
Selain itu untuk menarik minat makan masyarakat setempat. Bahkan kegiatan ini dapat menjadi salah satu kegiatan yang mampu meningkatkan keadaan taraf ekonomi masyarakat, apabila kegiatan ini terus dilakukan.
Maria menjelaskan, Lupis merupakan jenis olahan bahan lokal dengan proses pembuatannya dimulai dengan; menyiapkan bahan-bahan berupa singkong yang telah dikupas lalu diiris membentuk dadu (secukupnya), kelapa diparut dan gula merah secukupnya.
Setelah itu, singkong yang telah diiris dikukus hingga matang, lalu pindahkan singkong yang telah dikukus ke dalam wadah yang berukuran besar.
Kemudian, cairkan gula merah dengan merebusnya, lalu kelapa parut dan gula merah yang telah dicairkan dicampur dalam wadah yang telah diisi kukusan singkong. Setelahnya Lupis siap dihidangkan.
Proses pembuatan Lupis menurut Maria, tidak membutuhkan waktu yang lama juga tenaga yang banyak.
“PKM_M yang kami rancang ini hanya dilaksanakan di Dusun Golo Lebo saja, karena melihat kebutuhan masyarakat setempat dan tingkat kreativitas masyarakat setempat,” katanya.
Saat bersamaan Ketua RT Golo Lebo I mengaku bangga dengan kehadiran program-program yang dibuat oleh tim mahasiswa KKNI FKIP UKI St. Paulus Ruteng.
“Saya bangga dengan kehadiran kalian di sini, kalian membawa banyak perubahan di desa kami khususnya di Dusun Golo Lebo, dan harapan kami semoga kegiatan PKM-M menjadi petunjuk dan pengalaman berharga bagi kaum ibu-ibu rumah tangga di sini sehingga kegiatan ini terus berlanjut dilaksanakan di sini,” tuturnya.
Bakti Sosial
Selain melatih pengolahan pangan lokal, Tim KKNI FKIP UKI St. Paulus Ruteng juga melaksanakan bakti sosial bersama warga Desa Wewa selama seminggu.
Kepala Desa Wewa Samuel Reja mengungkapkan, bakti sosial merupakan suatu bentuk perwujudan cinta dan peduli terhadap lingkungan.
“Kegiatan bakti sebenarnya bukan suatu kegiatan yang baru dilaksanakan di sini. Saya bangga dengan warga yang ada di desa ini, mereka sungguh sadar akan pentingnya menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan. Setiap hari Jumat pada tiap pekan mereka diwajibkan untuk melaksanakan bakti di lingkungan sekitar rumah mereka; dan kebiasaan demikian sudah menjadi budaya di sini, dan hemat saya, kebiasaan itu merupakan bentuk/wujud dari cinta dan peduli terhadap lingkungan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Samuel menjelaska, pada tahun 2018 Desa Wewa mendapat julukan sebagai desa paling hijau se-kabupaten Manggarai Barat.
Sebagai buktinya, pihak Samuel mendapat piagam penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
“untuk itu saya berharap kehadiran mahasiswa KKNI FKIP UKI St. Paulus Ruteng dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan prestasi posisi kedudukan Desa Wewa sebagai desa hijau tidak hanya pada tingkat daerah tetapi juga pada posisi yang lebih tinggi lagi,” katanya.
Untuk diketahui, kegiatan bakti sosial itu telah dilaksanakan selama seminggu tepatnya pada tanggal 26 Juli – 01 Agustus 2019.
Kegiatan dijalankan secara bergulir di enam dusun, yakni dusun Golo Galang, Kalo, Buntu, Paje, Pogo dan Lana.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba