Kupang, Vox NTT-Mimpi adalah kunci menaklukan dunia. Bermimpilah dan Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.
Secarik kata-kata Andrea Hirata dalam novel Laskar Pelangi ini terasa sungguh mewakili perjuangan Clarita Mawarni Salem, Putri Pariwisata Indonesia 2019.
Bagaimana tidak, mimpi seorang gadis berumur 18 tahun asal Timor Tengah Utara (TTU), Propinsi NTT ini, kini menjadi kenyataan.
Tak ada yang mustahil baginya, jika mimpi itu terus dirawat serta dipersembahkan pada Tuhan, meski ia hanyalah gadis belia asal kabupaten di pelosok Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Gelar itu diraihnya setelah terpilih sebagai juara pada malam Grand Final Putri Pariwisata Indonesia (PPI) 2019 di Auditorium TVRI Senayan, Jumat 06 Septemer 2019 lalu.
Malam itu, Mawar, demikian disapa, tampil begitu apik di atas pentas kecantikan bergensi itu.
Sesumbar senyum yang selalu ia pancarkan seperti mencairkan kembali gairah hidup para penonton.
Gadis kelahiran Perawang, 13 Desember 2001 ini tak sekadar tampil dengan gaun bermotif NTT. Ia kemudian dinobatkan sebagai Putri Pariwisata Indonesia setelah mengalahkan 26 rivalnya dari seluruh Indonesia.
Berikut merupakan wawancara eklusif bersama wartawan VoxNtt.com, Ronis Natom ketika menghubungi Mawar, Sabtu (07/09/2019) malam.
Vox: Apa motivasi nona jadi putri Pariwisata Indonesia?
Mawar: Sebenarnya saya sudah lama ingin ikut kak. Saya tahu bakat saya memang di situ. Saya kenal diri saya. Itu pertama. Kedua, saya mau buat bangga keluarga, masyarakat NTT dan bisa buat bangga bangsa Indonesia.
Vox: Apa saja tahapan lombanya?
Mawar: Sebelumnya saya mengikuti perlombaan tingkat propinsi NTT pada 11–13 Juli 2019 kak. Saat itu kami dikarantina selama 3 hari. Setelah saya keluar sebagai pemenang di NTT baru mengikuti kontes tingkat Nasional. Kami dikarantina selama seminggu dari 31 Agustus sampao 6 September.
Vox: Apa persyaratan mengikuti Kontes Putri Pariwisata?
Mawar: Secara fisiknya umur minimal 18 tahun dan tinggi 165 cm. Selain itu yang tak kalah penting harus memiliki soft skill dan pengetahuan yang luas.
Vox: Berapa peserta lomba dan siapa rival terberatnya?
Mawar: Pesertanya ada 26 orang dari seluruh provinsi di Indonesia kak. Dan rival yang paling berat bagi saya itu, putri dari Jawa Timur. Saya satu kamar dengan dia. Saya tahu bagaimana dia belajar dan semangatnya.
Vox: Apa saja tantangan selama mengikuti lomba?
Mawar: Banyak sekali tantangannya kak. Yang paling berat itu saat di tingkat Provinsi NTT. Waktu itu, papa saya masih down secara ekonomi. Sejujurnya, kami dalam keadaan tidak ada uang kak. Papa juga waktu itu tidak mau mendukung saya. Selama lomba, saya berusaha untuk dapat uang sendiri dengan meminta bantuan teman dan keluarga. Uang itu saya pakai untuk mencari pakaian yang murah supaya saya sewa.
Vox: Siapa orang yang paling berjasa sehingga nona bisa menang?
Mawar: Yang pertama orang tua saya, kakak-kakak kandung saya, kakak sepupu juga mentor saya Jimi Besin.
Vox: Apa kesan selama mengikuti lomba?
Mawar: Saya tidak bisa ceritakan kak. Pokoknya karena down ekonomi, saya sempat ke gereja setiap malam untuk berdoa. Kekuatan doa itulah yang membuat saya tetap kuat menghadapi berbagai tantangan.
Vox: Bagaimana rasanya setelah terpilih?
Mawar: Tentunya senang sekali kak. Saya paling muda dan kami yang umur 18 tahun ada empat orang. Saya liat mereka punya public speaking itu luar biasa. Saya tidak mengira saya bisa juara.
Vox: Apa yang akan dibuat ke depan untuk pariwisata NTT?
Mawar: Saya akan bangun komunitas-komunitas orang muda di NTT kak. Komunitas ini nantinya akan dijadikan wadah untuk diskusi serta promosi Pariwisata. Kemarin sebelum pemilihan saya sudah buat beberapa komunitas itu. Selain wadah diskusi, komunitas ini nantinya akan jadi pelopor bakti sosial seperti kebersihan di destinasi-destinasi wisata. Tujuannya untuk semakin menyadarkan orang muda akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.
Vox: Bagaimana strategi kampanyenya?
Mawar: Orang muda itu kan sebagian besar menggunakan media sosial. Jadi yang konsepnya digital tourism. Akan diadakan sosialisasi menggunakan media sosial, memberitahukan kepada para turis bahwa Indonesia itu layak dikunjungi. Sesekali mungkin saya akan adakan pentas seni sederhana yang melibatkan orang muda. Lewat pentas seni ini, akan dipamerkan keunikan budaya Indonesia.
Seputar Polemik Danau Kelimutu
Vox: Seperti video yang sekarang beredar di jagat maya, apa benar nona melakukan kekeliruan dengan menyebutkan Kelimutu berasal dari Labuan Bajo?
Mawar: Jadi begini ceritanya, pertanyaan ke saya kan apa keunggulan Labuan Bajo. Nah, waktu saya menjelaskan tersedia cuman 30 detik. Dan itu cepat sekali ditambah sedikit demam panggung kak.
Saya sudah menjawab bahwa di Labuan Bajo itu ada binatang langka Komodo di TNK. Saya sebetulnya ingin mempromosikan tempat wisata yang lain selain Komodo. Saya ingin bilang bahwa selain Labuan Bajo, ada juga Danau Tiga Warna di Ende.
Di tengah waktu yang hampir mau habis, saya tidak sempat menyebut ‘selain’ dan orang mengira di pulau Komodo itu ada juga danau tiga warna. Jadi itu memang kekeliruan kak.
Vox: Apa pesan Anda untuk netizen di NTT?
Pertama saya minta maaaf kepada seluruh masyarakat NTT dan warga Ende yang mungkin sakit hati dengan jawaban saya. Saya akui saya salah. Saya waktu itu betul-betul demam panggung karena waktu hanya 30 detik.
Saya juga mohon pengertiannya untuk tetap mendukung saya. Mari kita saling membangun jangan saling menjatuhkan gara-gara secuil kesalahan saya. Saya mohon dukungannya kak.
Masyarakat NTT harus berpikir bahwa menang di tingkat nasional itu memang cukup berat. Butuh perjuangan yang besar, air mata dan tetesan keringat. Apalagi saya juga anak daerah sama seperti teman-teman saya. Jadi sekali lagi tolong jangan buat saya jatuh, saya mau jadi putri pariwisata karena niat yang besar untuk mendorong kemajuan NTT.
Biodata Lengkap
Nama: Clarita Mawarni Salem
Panggilan: Mawar
TTL: Perawang, 13 Desember 2001
Alamat: RT 3, RW 8, Desa Sasi, Kecamatan Kota Kefa, TTU
Pekerjaan: Pelajar
Status: Anak ke-3 dari 4 bersaudara, putri tunggal
Nama Bapak: Hermanius Salem
Pekerjaan: Wiraswasta
Asal Bapak: TTU
Nama Ibu: Yuliana Jumaroh
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Asal Mama: Jawa