Borong, Vox NTT-Pebisnis di Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur (Matim) mengeluhkan kualitas sandal jepit hasil produksi BUMDes Wela Pau, Desa Benteng Pau, Kecamatan Elar Selatan.
Pasalnya, kualitas sandal jepit tersebut masih rendah dan tidak bertahan lama saat digunakan. Pebisnis pun mengaku belum puas.
Baca: BUMDes Wela Pau Matim Produksi Sandal Jepit
“Kita dukung dengan karya masyarakat Manggarai Timur, tetapi justru yang bagus itu kemasannya bukan kualitasnya,” ujar Damianus pemilik kios di Borong saat ditemui VoxNtt.com, Jumat (13/09/2019).
Ia mengaku sandal jepit Wela Pau tidak diminati oleh konsumen atau tidak laku terjual saat dipasaran.
Menurut Damianus, produk itu hanya bisa dimanfaatkan oleh konsumen dalam tempo waktu satu Minggu.
“Itu pun kalu kita tidak banyak beraktivitas, kalau tidak mungkin hanya 3 hari atau 4 hari sandalnya sudah rusak,” ucapnya.
Damianus pun berharap hasil produk itu bisa dikembangkan sebaik mungkin, sehingga bisa berdampak pada permintaan konsumen ke depan.
“Sekali lagi sebagai pelaku bisnis kita dukung tetapi kita perlu skop yang lebih luas untuk hasil produksi kita. Oleh karena itu sangat diharapkan untuk tetap meningkatkan kualitas hasil produksi,” tukasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Matim Yosef Durahi mengatakan dari 198 desa yang ada di kabupaten itu, 48 di antaranya sudah memiliki BUMDes.
Menurutnya, kendala utama pengembangan BUMDes di Matim bukan karena penyertaan modal, tetapi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kita memang kendalanya di situ, tetapi ke depan kita tetap optimis semua desa harus memiliki BUMDes,” ujarnya saat ditemui VoxNtt.com, belum lama ini.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba