Atambua, Vox NTT- Warga Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu menyesalkan penyelenggaraan kegiatan Festival Wonderful Indonesia.
Festival ini digelar oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Perbatasan RI-Timor Leste, Rabu (25/09/2019).
Kekesalan warga ini lantaran penyelenggaraan
Festival Wonderful Indonesia sepi pengunjung.
Terkesan, masyarakat perbatasan tidak dilibatkan dalam kegiatan festival yang bertujuan mendongkrak wisatawan dan ekonomi kreatif warga perbatasan.
Pantauan awak media di area PLBN Motaain, Rabu (25/09/2019), di lokasi kegiatan, tampak beberapa stan dan para pelaku usaha lebih banyak menjual produk lokal.
Sayangnya, tidak ada pengunjung yang datang ke lokasi festival tersebut.
Sejak awal diselenggarakan pada 17 Agustus 2019 lalu, festival ini dikemas dalam dua kegiatan utama yakni konser musik dan bazar produk kerajinan dan industri rumah tangga.
Namun demikian, konser musik yang disajikan tak mampu menarik perhatian warga di lokasi kegiatan.
Tampak hanya pelintas batas yang sesekali melewati area, tempat dilaksanakan Festival Wonderful Indonesia.
Yakobus Taek, warga Desa Silawan yang ditemui di area festival mengaku tak tahu kegiatan kegiatan tersebut.
Padahal setiap hari dia selalu berada di area PLBN. Yakobus yang berprofesi sebagai tukang ojek sering mengantar penumpan ke pintu batas.
Menurut Yakobus, Festival Wonderful Indonesia itu hanya menghabiskan anggaran dan tak ada dampak atau manfaat bagi warga perbatasan.
“Kita tidak tahu acara itu, kalau konser, buang-buang anggaran saja. Masyarakat tidak nonton,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belu Remigius Asa yang dikonfirmasi mengakui kegiatan Festival Wonderful Indonesia yang digelar di PLBN Motaain sepi pengunjung.
Remigius mengaku sudah memberikan masukan kepada Kementerian Pariwisata RI untuk mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan tersebut.
“Iya. Kita sudah minta untuk dievaluasi,” balas Remigius melalui pesan WhatsApp-nya.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Ardy Abba