Ruteng, Vox NTT- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertentu (Ditjen PDTu) bakal menggelar festival adat di Lapangan Motang Rua Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai pada Rabu, 9 Oktober 2019 mendatang.
Pagelaran festival ini bakal dijalankan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai.
Kegiatan ini digelar untuk mengaktifkan kembali penguatan lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat desa.
Kegiatan yang dalam agendanya akan dihadiri Sekretaris Jenderal Kemendes Anwar Sanusi serta rombongan dari Ditjen PDTu ini, mengusung tema “Adat Budaya Membangun Perdamaian Indonesia”.
Dalam festival ini akan digelar aneka kegiatan seperti penandatangan prasasti perdamaian oleh Kementerian Desa, Pemkab Manggarai , tokoh masyarakat, Kepolisian, serta perwakilan dari kepala-kepala desa melalui APDESI.
Kegiatan ini dalam pelakasanaannya akan diorganisir oleh Sunrise Camp Indonesia, Event Organizer yang berbasis di Ruteng.
Direktur Sunrisecamp Indonesia (SCI), Yohanes Efremi Ngabur mengatakan, selain penandatanganan prasasti, dalam festival ini juga akan digelar karnaval budaya yang melibatkan komunitas lintas etnik dari seluruh Indonesia yang berdomisili di Manggarai.
Selain itu akan digelar pementasan budaya dari berbagai etnik. Budaya yang dipentaskan akan didominasi oleh budaya Manggarai.
“Nanti akan kita mulai dengan karnaval budaya dari berbagai paguyuban etnik, kebetulan kita mulai sore hari sekitar jam 3. Setelah karnaval akan dilanjutkan dengan pementasan budaya dari berbagai etnik, sebagian besar dari Manggarai,” kata Ngabur dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Jumat (04/10/2019) malam.
“Akan ada juga mata acara narasi perdamaian yang isinya seruan untuk perdamaian, ini nanti akan dibuat dalam bentuk monolog,” tambah dia.
Sebagai pamungkas acara, akan ada api unggun yang digelar di tengah Lapangan Motang Rua sebagai simbol persaudaraan dan perdamaian.
Dalam festival ini, panitia juga menyiapkan tempat khusus untuk pelaku ekonomi kreatif dari berbagai komunitas seperti pengusaha kuliner dan ibu-ibu penenun di Manggarai.
Dia mengaku, persiapan kegiatan ini sudah hampir matang karena tim kerja sudah mulai menjalankan tugas.
“Sudah hampir tuntas, team work sudah mulai jalankan tugas tinggal beberapa hal teknis yang akan kita rampung pada tiga hari terakhir jelang kegiatan ini,” jelasnya.
Dia berharap, kegiatan ini bisa disaksikan masyarakat umum di Manggarai khususnya di Kota Ruteng dan sekitarnya.
Menurut Ngabur, kegiatan ini bentuk penghargaan pemerintah terhadap keberadaan lembaga adat yang ada di Indonesia khususnya di Manggarai. Oleh karena itu harus diapresiasi.
Sumber: Press Release
Editor: Ardy Abba