Betun, Vox NTT- Paulus Un, bakal calon Wakil Bupati Malaka periode 2020-2025 mengaku kagum dengan program primadona Bupati Stefanus Bria Seran (SBS) di kabupaten itu. Program itu dikenal dengan sebutan “Revolusi Pertanian Malaka (RPM)”.
Menurut Paulus, program RPM yang dijalankan Bupati SBS sangat tepat sesuai kondisi alam dan kehidupan mayoritas masyarakat Malaka.
Ia sendiri belum menemukan alasan yang tepat untuk menggantikan program RPM dengan program lainnya untuk tanah Malaka.
“Menurut saya, program RPM-nya Pak Bupati SBS ini pantas dilanjutkan karena sangat sesuai dengan kondisi alam dan kehidupan masyarakat Malaka,” kata Paulus saat ditemui VoxNtt.com di Betun usai mendaftar sebagai bakal calon Wakil Bupati Malaka di Partai NasDem, Sabtu (05/10/2019).
Lantaran kagum dengan program RPM tersebut, Paulus mengaku ingin dipinang Bupati SBS pada Pilkada tahun 2020 mendatang.
“Saya sendiri siap mendukung RPM jika dipercayakan untuk mendampingi SBS. Dan jujur, saya kembali ke Malaka hanya karena jatuh cinta pada RPM,” ujarnya.
Sebagai kandidat Wakil Bupati, ia mengaku hingga kini belum ada program sendiri untuk membangun Kabupaten Malaka lima tahun ke depan. Sebab, dalam tugasnya Wakil Bupati hanya membantu seorang Bupati.
Paulus juga mengaku siap untuk mendukung RPM dengan konsep pemberdayaan, berpatok pada output yang pasti dan terukur.
“Tentu Wakil Bupati tidak punya program khusus, tetapi siap mendukung Bupati. Dan saya sudah siap untuk mendukung Pak SBS, jika saya dipercayakan untuk mendampingi beliau. Saya siap dukung RPM dengan konsep pemberdayaan, dengan tolak ukur output yang pasti dan terukur,” tandasnya.
Ia menegaskan, dirinya siap mendukung SBS untuk mendorong berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar mampu menerjemahkan RPM sesuai bidang masing-masing.
“Sehingga komoditi-komoditi RPM bisa menjadi ciri khas Kabupaten Malaka,” sambung dia.
Untuk diketahui, Ir. Paulus Un, M.Si adalah seorang akademisi. Saat ini, ia masih aktif sebagai dosen pada Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana.
Paulus ingin kembali ke Malaka untuk mengabdikan diri kepada masyarakat daerah asalnya itu.
Penulis: Frido Raebesi
Editor: Ardy Abba