Borong, Vox NTT-Kabupaten Manggarai Timur (Matim) Flores-NTT masih menyimpan potensi alam yang luar biasa. Salah satunya pantai Ghore Ghare yang berada di selatan Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba.
Pantai ini belum banyak dikenal oleh masyarakat dikarenakan kurangnya promosi, juga belum dikelola sebagai destinasi wisata oleh pemerintah daerah.
Perjalanan ke pantai ini membutuhkan waktu lebih dari satu jam dari Borong, ibu kota Kabupaten Matim.
Arahkan kendaraan Anda menuju Kisol, Kelurahan Tanah Rata. Lalu belok kanan menuju Kampung Nanga Rawa, Desa Bamo.
Perjalanan Anda pun akan melewati beberapa perkampungan yakni Padang, Muting, Pupung dan Nanga Rawa.
Jalanan turun naik yang berkelok menjadi kenikmatan dan tantangan tersendiri bagi Anda.
Setibanya di Kampung Nanga Rawa Anda akan disuguhkan dengan keindahan pantai yang bersih dan indah. Pasirnya putih memanjakan mata.
Namun tunggu dulu, sebelum ke Pantai Ghore Ghare Anda akan berjalan kaki menyusuri bibir pantai itu dengan waktu tempuh 45 menit.
Dalam perjalanan itu Anda akan melewati dua pantai lainnya yakni Toko Wolo dan Tibo Rumbu.
Menuju Ghore Ghare anda bisa melewati jalur lain. Dari Kisol, belok kanan menuju Kampung Sere, Poma Repu, hutan Kenda dan Mbondei. Tetapi bagi Anda yang baru disarankan untuk diakses malalui Nanga Rawa.
Setibanya di Pantai Ghore Ghare, Anda akan disuguhkan dengan pasir putih dan deretan batu karang yang eksotis.
Airnya sangat jernih apalagi karakater ombak juga cukup besar. Selain itu, panorama alam bawah lautnya indah dan menjadikannya sebagai tempat yang layak untuk dikunjungi.
Sepanjang garis Pantai Ghore Ghare merupakan rumah bagi berbagai jenis kepiting dan kerang.
“Kalau ini dikelola dan dijadikan sebagai tempat wisata saya kira dampak ekonominya sangat luar biasa bagi masyarakat di sini,” ujar Ferdinandus Majeng warga Kelurahan Tanah Rata kepada VoxNtt.com, Sabtu (12/10/2019).
Di Balik Nama Ghore Ghare
Dari penuturan tokoh adat setempat Ghore Ghare diambil dari nama seorang lelaki yang konon mendiami pesisir pantai itu.
Lelaki itu sangat sulit menyebut huruf R. Biasanya dia menghindari kata-kata yang memiliki huruf tersebut.
Masyarakat menyebut gejala seperti ini dengan cadel. Maka dalam masyarakat etnik Rongga orang seperti ini disebut Ghore.
“Makanya dulu kalau kami dari kampung ingin ke pantai ini, orang biasa tanya kamu kemana?. Kami biasanya jawab Ghore Ghare. Maka Ghore Ghare ini terus berkembang sampai sekarang,” ujar Antonius Lajo yang merupakan salah satu tokoh adat etnis Rongga.
Antonius mengatakan, Pantai Ghore Ghare merupakan salah satu potensi alam yang sangat luar biasa dan patut untuk dikelola secara baik.
“Kita mengharapkan dukungan semua pihak kalau pemda bisa memanfaatkan ini dengan baik pasti kita sebagai masyarakat dukung,” ujarnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba