Ruteng, Vox NTT- Sebanyak 21 warga Manggarai yang mengadu nasib di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua dipulangkan ke daerah asalnya.
Sebelumnya, mereka terpaksa mengungsi pada posko pengungsian di kompleks TNI Angkatan Udara Batalyon 751, Infar Gunung, Bandara Sentani, Jayapura, akibat kerusuhan di daerah itu.
Kerusuhan meledak pada 23 September 2019 lalu. Akibatnya, 33 orang dinyatakan tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Ke-21 warga tersebut kemudian tiba di Manggarai, Kamis (17/10/2019). Sesaat sebelum ke daerah masing-masing, mereka disambut Bupati Manggarai Deno Kamelus dan Wakil Bupati Victor Madur di Aula Nuca Lale Kantor Bupati setempat.
Bupati Deno Kamelus mengatakan, sejak berada di pengungsian pihaknya sudah berkoordinasi dengan Ikatan Keluarga Manggarai yang ada di Papua.
Pihak Deno juga intens berkoordinasi antar instansi di Manggarai terkait nasib warganya yang berada di pengungsian akibat kerusuhan di Wamena.
Salah satu hasil koordinasi itu, kata dia, Pemkab Manggarai menjemput ke-21 warga yang terpaksa memilih pulang di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).
”Kita siapkan bis, lalu terima mereka di sini,” ucap Deno usai menjamu warga tersebut.
Ia mengaku, Pemkab Manggarai membantu warga berupa uang tunai sebesar 1.500.000 tiap kepala keluarga. Mereka berjumlah 16 kepala keluarga.
Selain uang, pihak Deno juga memberikan bantuan berupa 50 kg beras untuk tiap keluarga.
“Saya kira mungkin itu jumlahnya tidak seberapa, tetapi yang paling penting adalah pemerintah daerah sebenarnya turut prihatin dengan kondisi mereka,” ujar Ketua DPD Manggarai itu.
Bupati Deno mengharapkan dengan bantuan sekecil itu, sejumlah warga Manggarai yang dipulangkan dari Wamena bisa menutupi kehidupan mereka untuk beberapa hari ke depan.
Penulis: Ardy Abba