Ende, Vox NTT-Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kelimutu membenarkan bahwa alat penyulingan air laut menjadi air tawar di Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur tidak difungsikan.
Proyek pemerintah pusat pada tahun 2015 tersebut tidak dimanfaatkan karena beberapa kerusakan.
“Kami dan tim dari pusat sudah meninjau dan melakukan identifikasi penyebab masalah alat penyulingan itu. Pemerintah pusat sudah mengambil langkah,” ucap Donata Metty A. Ladapase, Kepala Bagian Umum PDAM Ende kepada VoxNtt.com di Ende, Sabtu (26/10/2019).
Metty menyebutkan, hasil identifikasi oleh tim pusat terhadap alat penyulingan air tersebut mengalami kerusakan membran dan unit bangunan penyadap serta kerusakan pada unit catu daya listrik.
Dikalkulasi, total pembiayaan yang dibutuhkan untuk menggantikan peralatan itu kurang lebih sebesar Rp 10 Miliar.
“Pemerintah Pusat sudah mengajukan 10 Miliar untuk fungsionalisasi kembali SWRO (Sea Water Reverse Osmoses) di Pulau Ende,” tutur Metty.
Fungsionalisasi SWRO tersebut, kata dia, akan dilaksanakan pada tahun 2020 oleh Balai Prasarana Pemukiman Wilayah NTT melalui Satker Pelaksana PPA NTT.
“Memang itu adalah kebutuhan warga setempat. Jadi, pemerintah tidak membiarkan begitu saja tapi akan berupaya agar penyulingan itu benar-benar dimanfaatkan. Mumpung sekarang masih tahap pemeliharaan,” tegas Metty.
Untuk diketahui, alat penyulingan itu dibangun untuk keperluan air minum warga Kecamatan Pulau Ende. Proyek SWRO itu menggunakan dana APBN sebesar Rp 14 Miliar pada Tahun 2015.
Warga setempat mengaku hanya menikmati air tawar beberapa kali saja pasca pembangunan. Selanjutnya hingga saat ini penyulingan itu tidak dimanfaatkan lagi.
Selama ini warga mengangkut air tawar dari wilayah Numba Pulau Flores menggunakan perahu motor. Adapula warga yang membeli air kemasan dari Ende.
Sedangkan warga yang ekonomi pas-pasan hanya mengandalkan air asin untuk kebutuhan sehari-hari.
“Semua instalasi rumah memang sudah dipasang. Petugas bilang, itu kekurangan pasokan listrik,” tutur Ibrahim Waja Uje kepada Wartawan pada Kamis pekan lalu.
“Kami warga memang sudah berharap banyak (adanya penyulingan) karena setiap hari minum air asin,” sambung Ibrahim.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba