Ende, Vox NTT-Selama kurang lebih dua bulan di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), E-thical menerapkan pendidikan program wirausaha kepada 24 pemuda-pemudi Ende.
Selain itu, E-thical juga mengajak para pemuda untuk mengkreasi kearifan lokal dengan konsep ramah terhadap lingkungan.
Setelah mendapatkan program-program tersebut, para pemuda diberi kesempatan mempresentasikan konsep dan ide kreatif berwirausaha.
Konsep itu dipaparkan bertepatan dengan hari sumpah pemuda tahun 2019 di Aula Lantai 2 Kantor Bupati Ende pada Senin (28/10/2019) sore.
Dari 24 peserta, 19 di antaranya diakomodir mempresentasikan konsep wirausaha lanjutan. Belasan pemuda diberi waktu tiga menit untuk memaparkan konsep wirausaha.
Mulai dari konsep wirausaha kreatif berbasis lokal, membuat aplikasi penjualan makanan hingga mengkampanyekan lingkungan bebas sampah plastik.
Gerakan pemuda berwirausaha tersebut diinisiasi oleh E-Thical dengan tujuan untuk memberdayakan kaum muda di daerah-daerah tertinggal Indonesia untuk memperkuat ekonomi wilayah melalui kewirausahaan lestari atau kewirausahaan yang berfokus pada keberlanjutan.
Konsep itu selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan yang digaungkan untuk seluruh pelosok dunia.
Irma Sitompul, Pendiri dan Koordinator Kurikulum E-thical menerangkan program tersebut didukung penuh dari Young Southeast Asian Leaders Initiative (program milik Kedutaan Amerika) dan Women’s Earth Alliance (Organisasi Internasional).
Kedua lembaga tersebut mendorong agar kaula muda menjalankan proses edukasi kewirausahaan serta peduli terhadap lingkungan yang ramah.
Selain itu, menggali potensi-potensi orang muda di Kabupaten Ende agar dapat berperan aktif dalam menangani masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan di daerahnya secara terpadu dengan memanfaatkan potensi daerahnya.
“Dengan tujuh mentor ahli, selama dua bulan ini kami melihat kemajuan pola pikir yang pesat pada peserta kami. Hal ini membuktikan bahwa akses informasi dan kesempatan sangat penting bagi teman-teman di daerah untuk bisa meningkatkan kapasitas diri mereka dan menjadi agen perubahan,” katanya.
Irma mengatakan, E-thical optimistis dengan diluncurkannya sekitar 20 usaha berkelanjutan ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memberikan inspirasi bagi orang muda untuk memajukan daerahnya.
Acara Orang Muda Ende Berdaya bertujuan untuk memamerkan produk lokal dari usaha-usaha berkelanjutan karya orang muda ini kepada publik dalam misi menyebarkan semangat berdaya kepada seluruh orang muda di Ende.
Seluruh peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan ide bisnis mereka di hadapan seluruh tamu undangan yang datang dari instansi pemerintah, universitas, dan lembaga keuangan.
Irma menambahkan para peserta dinilai oleh tim juri yang datang dari berbagai organisasi di Indonesia.
Mereka adalah Matheus Siagian (Tree Hospitality Holding) dan ANGIN (Angel Investor Network), Louise Lattupeirissa (Co-Founder Socolas), Esti Durahsanti (Konsulat Jenderal AS), dan Karolus Naga (Virgil Coffee).
Salah seorang Pendiri E.thical, Saniy Amalia menambahkan E.thical percaya bahwa ada kekuatan dan kesempatan bagi banyak daerah di Indonesia untuk mempercepat pembangunan daerah dan peningkatan perekonomian di Indonesia secara berkelanjutan.
Namun, kesempatan untuk pengembangan diri masih belum sampai kepada orang muda di kota-kota kecil Indonesia.
“E.thical ingin menjembatani akses dan kesempatan yang sudah ada dengan aspirasi orang muda di seluruh pelosok Indonesia. Kami percaya pembangunan berkelanjutan hanya dapat terjadi jika kita mengintervensi sistem ekonomi yang sudah ketinggalan zaman dan memberikan pengetahuan kewirausahaan yang berkelanjutan pada wirausaha masa depan,” katanya.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba