Atambua, Vox NTT- Pekerjaan jalan dan saluran drainase ruas jalas Sonis-Laloran di Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu diduga terbengkalai dan terancam tidak selesai sesuai waktu kontraknya.
Kondisi terbengkalainya perkejaan tersebut terungkap ketika VoxNtt.com mendapat pengaduan dari para pekerja.
Pengaduan itu terutama karena pihak kontraktor PT Sarana Timor Konstruksi mengurangi volume pekerjaan para tukang.
Persoalan pemotongan volume pekerjaan akhirnya kembali ditambahkan pihak kontraktor setelah melalui perdebatan panjang antara para tukang dan pengawas, serta konsultan.
Namun demikian, para tukang dan pengawas mengaku, dari delapan kelompok yang mengerjakan saluran drainase, tujuh di antaranya terpaksa menerima upah dengan volume pekerjaan yang dikurangi secara sepihak oleh pihak kontraktor. Hanya satu kelompok tukang yang menerima upah sesuai dengan volume kerja.
Selain pengurangan volume kerja, pantauan VoxNtt.com, Jumat (01/11/2019), di lokasi banyak kejenggalan pekerjaan jalan yang dananya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) afirmasi tahun 2019 itu.
Anggarannya sebesar Rp 5.297.217.500 dengan volume pekerjaan panjang jalan 2.784 KM dan panjang saluran drainase 650 kubik.
Betapa tidak, tidak hanya terjadi pemotongan hak para pekerja, PT Sarana Timor Konstruksi juga diduga mengabaikan keselamatatan para pekerja.
Disaksikan awak VoxNtt.com, para pekerja bekerja di bawah terik matahari dengan tidak difasilitasi kelengkapan keselamatan kerja seperti helm, sepatu boot dan rompi sebagaimana diamantkan UU Ketenagakerjaan.
Tidak hanya itu, jalan yang dikerjakan dengan dana miliaran rupiah ini terkesan asal jadi.
Hal ini terlihat dari ketebalan sertu yang dihampar terlihat tipis.
Selain itu, agregat yang digunakan dalam hamparan masih terdapat batu bulat yang berukuran besar.
Dari data yang tertera pada papan informasi proyek, pekerjaan jalan ini dimulai sejak 17 Juni 2019 dan sudah harus selesai pada 14 November 2019 mendatang.
Namun capaian pekerjaan diduga masih di bawah 50%.
Pasalnya, hingga Jumat (01/11/2019), jalan yang sudah diaspal baru mencapi 450 meter.
Kondisi ini pun diakui kontraktor bahwa pihaknya tidak mungkin menyelesaikan pekerjaan dalam kurun waktu dua minggu.
Keterlambatan ini juga diakui pengawas lapangan Ose Heje. Ose mengatakan, pihaknya tidak akan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tanggal kontrak.
Ditanyai mengenai sejumlah kejanggalan sebagaimana ditemukan di lapangan, Ose enggan bicara.
Dia mengaku baru dua bulan bekerja bersama PT Sarana Timor Konstruksi. Sehingga ia tidak punya kewenangan untuk berbicara.
Saat VoxNtt.com datang ke lokasi proyek, Jumat siang (01/11/20190), Ose masih berada di tempat itu. Namun melihat wartawan tiba, Ose bergegas meninggalkan lokasi proyek.
“Maaf kakak, saya tadi buru-buru pulang mau ke kampung,” jawab Ose ketika dihubungi melalui sambungan telepon selulernya.
“Saya baru bekerja dua bulan bersama PT Sarana Timor Konstruksi. Nanti kakak berurusan dengan orang kantor saja karena saya kerja dan kasih masuk laporan saja,” jelas Ose.
Terpisah, Direktris PT Sarana Timor Konstruksi Suci yang dihubungi melalui pesan WhatsApp-nya mengaku masih berada di luar kota.
Ditanyai mengenai sejumlah hal yang ditemui di lapangan, Suci hanya membaca dan tidak merespon.
Awak media ini mencoba mengubungi Suci lewat sambungan telepon, tapi tidak direspon.
“Nanti saya tanya staf saya dulu. Saya masih di luar kota,” jawab Suci singkat.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Ardy Abba