Betun, Vox NTT-Anggota DPRD Malaka, Beni Chandradinata melakukan reses pertamannya di Desa Lakekun, Kecamatan Kobalima, Sabtu siang (16/11/2019) setelah sejak dilantik September lalu disibukkan berbagai sidang dan pelatihan bersama seluruh Anggota DPRD Malaka.
Anggota Komisi I dari Fraksi Gerindra yang bermitra dengan Badan Inspektorat dan pemerintahan desa melakukan reses di Aula Kantor Desa Lakekun, Beni ditemani staf Sekwan, menyapa puluhan masyarakat Lakekun. Hadir pula Kades Lakekun, Cecilia Adu.
Dalam penyampaiannya, Beni menyampaikan dukungan untuk program unggulan Bupati Malaka, yakni, RPM alias Revolusi Pertanian Malaka.
“Sebagai bentuk dukungan untuk program RPM, saya pribadi tahun depan sekitar bulan September, akan bagikan bibit Sengon gratis untuk semua. Nanti saya kawal untuk kita realisasikan,” ungkap Beni.
Hal itu disambut baik oleh masyarakat. Masyarakat pun berjanji menyiapkan lahan kosong untuk nanti ditanami Sengon.
Terkait RPM, masyarakat Desa Lakekun keluhkan masalah pengairan dari Bendungan Benenain yang menurut mereka pasokan airnya tidak sampai ke lahan mereka, yang mana pasokan air dari bendungan itu sangat diharapkan.
“Air dari Bendungan Benenain tidak sampai di lahan sawah kering kami. Padahal, kami sangat membutuhkan asupan airnya. Selama ini kami belum terlalu menikmatinya. Kalau pun sampai, saat padi kami sudah mulai menguning,” keluh Yose Defatima Soares, warga Desa Lakekun.
Menanggapi hal itu, Beni berjanji berusaha mencari solusi, karena menurut Beni, Bendungan Benenain adalah tanggung jawab Pemerintahan Provinsi.
“Benenain saat ini mengalami endapan. Jadi, daya tampungnya sudah tidak maksimal. Jadi air yg sudah ditampung tidak begitu banyak untuk dibagikan ke beberapa wilayah persawahan. Tapi saya akan berusaha melalui jalur partai, untuk meloby ke Provinsi,” tandas Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Malaka ini.
Masalah E-KTP
Di sana, Beni juga mendapat keluhan soal masyarakat yang belum terlayani untuk mendapatkan E-KTP. Menurut Beni, salah satu penyebabnya adalah kelengkapan data penduduk.
Banyak masyarakat migran yang terdata di daerah domisilinya yang baru. Untuk hal itu, Beni menyarankan pemerintah desa untuk bantu mendata semua penduduk desa.
“Masalah E-KTP adalah masalah nasional juga. Keluhan yang sekaramg ini juga adalah keluhan seluruh rakyat Indonesia. Ke depan, kita akan berusaha agar kuota, keping blangko dari Dirjen Kependudukkan ditambah. Kita mendapat jatah 500 keping per bulan. Ini berlaku untuk seluruh kabupaten di seluruh Indonesia,” tutup Beni.
Bantu Bak Penampung Air
Setelah selesai reses di Lakekun sekitar pukul 13.00 Wita, Beni melanjutkan reses Desa Sisi, Kecamatan Kobalima tepat pukul 14.00 Wita.
Di sana, di Dusun Aibanofehan, puluhan masyarakat sudah menanti. Beni dan rombongan disambut dengan tarian Likurai khas Malaka dan dikalungi selendang.
Masyarakat Dusun Aibanofehan mengeluhkan kelangkaan air bersih.
Pantuan VoxNtt.com, keadaan geografis Aibanofehan memang sangat tandus dan hanya memiliki satu sumber mata air yang berjarak sekitar 200 meter dari pemukiman.
Terkait keluhan itu, Beni mengajak masyarakat dan tokoh adat untuk sama-sama meninjau lokasi, satu-satunya sumber air di dusun tersebut.
Di lokasi, Beni berjanji akan membantu masyarakat membuatkan satu Bak Penampungan air. Dia pun berjanji untuk menyuarakan hal itu dalam rapat DPRD dan Pemda Malaka nantinya.
“Sumber air bagus dan debitnya lumayan besar. Ada tiga titik sumber air yang ada ini, harusnya ditampung agar air yang ada jangan terbuang sia-sia. Untuk itu, saya dalam waktu dekat akan bersama mereka membuatkan Bak penampung yang permanent, sehingga masyarakat tidak antrian lagi apabila mengambil air bersih,” tutur Beni kepada VoxNtt. com di lokasi mata air.
Mewakili masyarakat setempat, Kepala dusun, Fernando Lopes mengucapkan terima kasih atas kesedian Beni mengatasi masalah kelangkaan air.
“Selama ini, belum ada anggota DPRD Kabupaten Malaka yang datang dan melihat kekurangan kami. Hari ini, Pak Beni Chandra datang dan langsung mendengar keluhan kami. Kami salut, karena beliau langsung ke lokasi untuk melihat dan langsung merencanakan proses bantuannya untuk Bak penampungan Air ini,” ucap Fernando Lopes.
Sekadar untuk diketahui, mayoritas masyarakat di dusun itu adalah adalah masyarakat eks Timor-Timur yang memilih NKRI sejak 1999.
Fernando kepada media ini, merasa kecewa dengan dengan pemerintah Indonesia dan daerah karena terkesan menganaktirikan mereka dalam dalam mendistribusikan bantuan sosial.
“Kami adalah warga NKRI yang sangat mencintai Republik ini. Hanya kami selama ini sepertinya dilupakan. Kami tidak minta yang aneh-aneh. Kami hanya ingin bisa menikmati air bersih untuk bisa bertahan hidup,” ungkap Fernando.
Beni berharap, masyarakat untuk bersabar dan terus berkarya. “Saya akan berusaha membantu tapi masyarakat semuanya harus bersabar karena ini butuh waktu,” tutup Beni.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Boni J