Kupang, Vox NTT-Perkenalan pertama dengan pantai Oetune, TTS berawal dari tulisan seorang mahasiswa pascasarjana Geografi UGM, Yefri Kuafeu beberapa waktu lalu di VoxNtt.com.
Dalam tulisan tersebut, Yefri mengulas tentang proses terbentuknya gundukan pasir di pantai yang terletak di desa Tuafanu, kecamatan Kualin itu.
Menurut dia, proses pembentukan Gumuk Pasir Oetune sama dengan Gumuk Pasir Parangtritis, Yogyakarta yang terbentuk dari akumulasi material pasir putih oleh proses aeolian yang kuat.
Dalam ilmu geologi dan klimatologi, proses aeolian adalah aktivitas dan kemampuan angin untuk mengikis, mengangkut, dan mengendapkan, bahan-bahan material di daerah yang vegetasinya kurang dan wilayah sedimen yang luas.
Proses aeolian lebih banyak terjadi di lingkungan kering seperti pembentukan bukit pasir di gurun.
Proses aeolian itu berasal dari material vulkanis gunung api tua (Gunung Mutis, Gunung Timau, Gunung Kekneno) yang terbawa oleh proses fluvial Noelmina dan Noel Muke.
Material ini pada mulanya terendapkan membentuk gisik pada muara Sungai Noelmina yang terbentang di sepanjang Pantai Oetune dengan material utamanya pasir.
Pada saat pasang surut, terdapat pasir yang tidak terendam air laut. Kemudian tenaga angin mendorong material pasir yang telah kering menuju daratan.
Selain itu, adanya hambatan berupa vegetasi yang lebat dan material rataan lumpur (mud flat) atau rawa payau (saltmarsh) yang bermuara di Noel Muke, menyebabkan material pasir yang terbawa angin itu terakumulasi membentuk bukit-bukit pasir di sepanjang pantai.
Selain panorama padang pasir, pantai Oetune juga menyuguhkan gulungan ombak pantai selatan yang memanjakan mata dengan pasir halus yang terbentang di sepanjang bibir pantai.
Struktur pantai yang dangkal juga memungkinkan pengunjung bebas berekspresi seperti bermain, berenang, berolah raga, dan mengambil foto dengan berbagai angel.
Perjalanan kami dari Kupang, ibu kota Propinsi NTT menuju pantai Oetune dilakukan pada Minggu (17/11 2019) dengan waktu tempuh selama kurang lebih 3 jam.
Tiba di sana, kami langsung dijemput ramah oleh pemandu cilik, siswa SMPN Tuafanu.
Para pemandu cilik ini mengarahkan setiap pengunjung ke pantai dan membantu mereka mengambil gambar.
Berikut adalah foto-foto yang didokumentasikan VoxNtt.com