Kupang, Vox NTT – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar sekolah legislator di Hotel Kristal Kupang.
Kegiatan itu selama tiga hari terhitung sejak tanggal 13 sampai 15 Desember 2019.
Kegiatan itu melibatkan seluruh anggota DPRD dari PKB se-Provinsi NTT.
Ketua Panitia Sekolah Legislator PKB NTT Aloysius Malo Ladi mengatakan, Pemilu tahun 2019 telah lewat beberapa bulan lalu.
“Pemilu 2019 begitu banyak mengenangkan, pergolakan, keberhasilan, bahkan ada juga kekecewaan,” kata Malo Ladi dalam laporan panitia.
PKB kata dia, merupakan salah satu partai yang berada di bumi Flobamora. Pada Pemilu 2019 telah melahirkan kurang lebih 80 kursi di DPRD.
“Dan itu semua berkat dari kita bersama di bawah kepemimpinan bapak Yukun Lepa,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD NTT itu mengatakan, terselenggaranya sekolah legislator itu untuk berkumpul bersama guna membahas PKB ke depan.
Ia menegaskan, PKB secara keseluruhan baik di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota siap bekerja sama dengan pemerintah.
“Itu untuk membangun masyarakat yang betul-betul membutuhkan sebuah perubahan dan perubahan itu harus dikembalikan kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap hasil dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan kapasitas anggota dewan untuk diperjuangkan di daerah masing-masing.
“Apalah artinya kita berkumpul kalau tidak ada hasilnya apa-apa,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB NTT Yukun Lepa mengatakan, Pemilu tahun 2019 menempatkan PKB pada posisi keempat di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Ini bukan artinya bahwa untuk bangga akting untuk kita sombongkan, tetapi penting artinya untuk kita banggakan,” kata Lepa dalam sambutannya.
Menurutnya, keberhasilan PKB yang mencapai kurang lebih 80 kursi anggota DPRD itu bukan kerja individu tetapi kerja secara bersama-sama.
“Karena kerja secara bersama-sama untuk kepentingan bersama maka kita meraih kesuksesan yang luar biasa,” ucapnya.
Karena itu, ia berpesan bagi semua kader partai bahwa kursi yang didapatkan itu bukan untuk disombongkan.
”Tetapi kursi yang kita perolah harus benar-benar dipertanggungjawabkan kepada masyarakat,” ungkap mantan anggota DPRD NTT itu.
“Karena Kehadiran anggota kita partai di legislatif bisa mempengaruhi bagaimana suara PKB lima tahun ke depan,” tandasnya.
Menurut Lepa, materi yang diperoleh selama kegiatan sekolah legislator tersebut tidak sama seperti materi pada kegiatan Bimtek.
“Harapan kami, mari kita cernah sebaik mungkin untuk kepentingan kita dalam menambah wawasan dan pengetahuan kita. Tetapi lebih bermanfaat bagi kita adalah bagaimana kita perjuangkan lebih lanjut di lembaga legislatif di daerah kita masing-masing,” harapnya.
Lepa juga meminta forum itu agar dijadikan ajang bagaimana membangun sinergitas antara DPRD kabupaten dan provinsi.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba