Ende, Vox NTT-Sebuah tagline ‘Nggela Kami Latu’ atau ‘Nggela Kami Ada’ untuk perkampungan adat Nggela di Kabupaten Ende, Flores, NTT tersebar luas seantero.
Tagline ini sebenarnya untuk membangkitkan semangat orang untuk kembali membangun kampung adat Nggela pasca terjadi kebakaran pada 29 Oktober 2018 lalu.
Dalam peristiwa itu tercatat ada 22 rumah adat ludes terbakar. Ditambah dengan 10 rumah warga dan satu balai pertemuan juga dilahap si jago merah.
Atas peristiwa itu, tagline ‘Nggela Kami Latu’ muncul. Bahkan hingga kini tersebar luas.
Dikutip dari media Investor Daily, tagline ini digunakan oleh para relawan di Jakarta untuk berinisiatif membangun keaslian perkampungan adat Nggela.
Bahkan, para relawan ini menggalang dukungan dari berbagai pihak melalui acara Charity Bazar oleh Women International Club di JCC Senayan, Jakarta pada 11-12 Desember 2019.
Dalam acara itu, para relawan memamerkan kain tenun ikat Nggela serta beberapa produk fashion lainnya yang merupakan produk turunan dari kain tenun tersebut.
“Kami menjual kain tenun dan beberapa produk fashion turunan tenun yang dirancang oleh desainer kami. Seluruh keuntungannya akan langsung disumbangkan untuk pembangunan rumah adat (Nggela) tersebut,” ungkap Tatty Apriliyana, relawan Nggela Kami Latu Innitiative yang dikutip dari Investor Daily, Sabtu (14/12/2019) malam.
Tatty menambahkan, penggalangan dana oleh Relawan Nggela Kami Latu tidak semata-mata untuk membangun kembali rumah-rumah adat. Tetapi dalam rangka untuk menghidupkan kembali ritus-ritus adat yang sudah terhenti sejak kebakaran terjadi.
“Hal itu karena bagi masyarakat Nggela, rumah adat adalah permulaan bagi mereka memulai atau bagian pertama berbagai ritual adat. Sehingga apabila tidak ada rumah adat mereka tidak bisa memulainya,” terang Tatty di sela-sela acara Charity Bazar.
Dalam acara itu, Nggela Kami Latu Innitiative juga mendapatkan kesempatan untuk menampilkan budaya dan kesenian Nggela, berupa atraksi Tari Nggela yang ditampilkan oleh Komunitas Nggela Manggo Jabodetabek.
Dari keuntungan bazar tersebut semuanya didedikasikan bagi pembangunan rumah adat Nggela.
‘Walo Nua’
Diinformasikan, Nggela Diaspora sejagad raya akan menggelar ‘Walo Nua’ atau ‘Pulang Kampung’ yang direncanakan pada Mei 2020. Reuni ini rencananya akan dihadirkan seorang Antropolog dari negara Swiss, Prof. Willemijn de Jong atau kerap disapa Mama An.
Mama An ialah seorang warga asing yang juga turut membangun kampung adat Nggela. Salah satunya ialah Nggela masuk dalam pameran skala Internasional.
Dalam reuni diaspora Nggela nanti juga direncanakan ada beberapa agenda penting di antaranya adalah menjadikan Nggela sebagai desa adat. Model desa adat nantinya dibahas dalam acara Nggela Diaspora pada akhir Mei 2020.
Acara ‘Walo Nua‘ dihadirkan oleh semua warga Nggela yang tersebar di berbagai negara. Acara ini juga merupakan bagian dari tagline ‘Nggela Kami Latu‘ yang selama ini diserukan sebagai bentuk stimulasi kepada partisipan Kampung Adat Nggela.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba