Kupang, Vox NTT- Anggota DPR RI Melki Laka Lena mengatakan, wisata kesehatan berpotensi besar untuk dikembangkan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Melki, kadal raksasa Komodo di Pulau Komodo Kabupaten Mabar sudah menjadi jangkar, sekaligus penggerak ekonomi melalui perkembangan pariwisata Labuan Bajo.
Sebab itu, ia menginginkan agar sudah saatnya mengembangkan dan menggerakkan potensi lain yang selama ini diabaikan untuk mendukung berkembangnya wisata di Labuan Bajo. Potensi lain itu seperti wisata kesehatan.
“Potensi dan daya dukung ada di Labuan Bajo tinggal diatur dan didukung para pihak untuk mewujudkannya,” ujar Melki di Labuan Bajo, Senin (23/12/2019), sebagaimana dilansir dalam rilis yang diterima VoxNtt.com.
Untuk hal ini, ia mengajurkan agar belajar dari Penang, Malaysia. Di sana, kota dan daerahnya bertumbuh karena perpaduan pelayanan kesehatan dan pariwisata yang berkualitas.
Menurut Melki, Labuan Bajo punya keunggulan yang jauh lebih hebat dari aspek destinasi wisata. Sebab itu, peluang pengembangan wisata kesehatan jauh lebih terbuka.
“Pasien Indonesia yang sering banjiri Penang dan kota lainnya di Asia Tenggara untuk berobat tentunya lebih suka ke Labuan Bajo untuk berobat kalau kualitas pelayanan kesehatan makin meningkat dan setara atau bahkan melebihi Penang dan kota sejenis lainnya,” ujar dia.
Melki berharap kerja sama dari berbagai pihak secara sinergis agar wisata kesehatan di Labuan Bajo dapat dikembangkan dengan baik.
Sebagai informasi, ke Labuan Bajo, Melki didampingi Maksi Adipati Pari Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi NTT dan Mindriyati Astiningsih orang kesehatan yang gemar wisata.
Di kota ujung barat Pulau Flores itu, Melki dan rombongan mengunjungi RSUD Komodo dan RS Siloam Labuan Bajo pada Senin 22-23 Desember 2019.
Kunjungan ke dua rumah sakit itu dilakukan setelah pertemuan dengan Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula dalam acara seminar oleh Kamar Dagang Indonesia (Kadin).
Menurut Melki, saat seminar tersebut Bupati Dula mengaku sudah ada surat dari Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI terkait wisata kesehatan di Labuan Bajo.
“Kunjungan yang dilakukan secara spontan ini dilakukan bersamaan persiapan saya selaku Sekretaris Panitia Pelaksana dan Jerry Sambuaga kader Golkar yang saat ini menjabat Wakil Menteri Perdagangan selaku Ketua Panitia Pelaksana Natal Nasional Partai Golkar yang berkunjung untuk mempersiapkan rencana tersebut untuk digelar di Labuan Bajo tanggal 17 Januari 2020,” ujar Melki.
Kunjungan ke RSUD Komodo dan RS Siloam juga sekaligus untuk mengecek kondisi lapangan terkait kerja sama antara Departemen Kesehatan dan Departemen Pariwasata tahun 2017 lalu. Kerja sama tersebut dalam rangka menggalakkan wisata kesehatan di 10 daerah prioritas wisata termasuk Labuan Bajo.
Untuk diketahui, dalam kunjungan ke RSUD Komodo, rombongan Melki diterima oleh Direktur dr. Linda Gampar dan Thomas A Edison.
Dalam kesempatan itu, dokter Linda menjelaskan kemampuan dan kebutuhan RSUD Komodo menangani pasien, baik warga daerah atau wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Menurut dia, secara umum RSUD Komodo memiliki sarana prasarana dan tenaga kesehatan yang memadai, sehingga mampu untuk menangani pasien, baik berasal dari Mabar, NTT, Nusantara maupun mancanegara.
Kendati demikian, dokter Linda mengatakan kebutuhan alat dan tenaga medis untuk cakupan jenis penyakit dan perawatan hingga kini masih diperlukan. Itu terutama terkait domain preventif promotif untuk tujuan pariwisata kesehatan.
Menurut dia, perlu ada dukungan pemerintah pusat melalui Departemen Kesehatan, sehingga RSUD Komodo mampu menata diri sebagai rumah sakit yang mampu melayani berbagai jenis penyakit dan perawatan pasien turis nusantara maupun mancanegara yang berlibur ke Labuan Bajo.
RS Siloam Perlu Ada Alat Hyperbaric Oxygen Chamber
Melki Laka Lena dalam rilis itu mengungkapkan, setelah dari RSUD Komodo rombongannya kemudian berkunjung ke RS Siloam.
Di RS Siloam, mereka diterima Executive Director Siloam Labuan Bajo Putri Respati dan beberapa staf.
“Rombongan diajak berkeliling beberapa poli dan ruang perawatan yang menjadi andalan RS Siloam. Ada dua dokter se-Flores yang menurut Putri hanya ada di RS Siloam Labuan Bajo yaitu dokter mata dan dokter ortopedi. Alat radiologi se-Flores menurut info-nya juga hanya tersedia di RS Siloam,” ungkap Melki.
Menurut Ketua DPD I Golkar NTT itu, derasnya turis yang masuk ke Labuan mendorong RS Siloam mengadakan alat hyperbaric oxygen chamber.
“Alat ini sangat berguna membantu pasien umumnya turis yang mengalami dekompresi karena menyelam atau dekompresi akibat aktivitas bawah air lainnya, sehingga pasien tidak mengalami kejadian fatal atau harus dirujuk ke Denpasar. Alat yang berbentuk kapsul ini juga bisa membantu terapi pernapasan untuk berbagai keluhan penyakit,” kata Wakil Ketua Komisi lX DPR RI itu.
Ia menambahkan, RS Siloam dan RSUD Komodo dengan berbagai fasilitas kesehatan juga tenaga medisnya dengan sadar mempersiapkan diri untuk mengantisipasi perkembangan periwisata Labuan Bajo yang makin meningkat.
Kedua rumah sakit itu, kata dia, tentu saja membutuhkan dukungan Pemerintah Kabupaten Mabar dan Pemerintah Provinsi NTT.
Itu terutama Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata dan dinas terkait lainnya.
Dukungan lain yang masih dibutuhkan juga yakni dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemenkes, Kemenpar dan lainnya, termasuk DPR RI.
Dikatakan, pada saat yang sama kedua rumah sakit ini tetap melayani warga kurang mampu di Mabar.
“Sesuai informasi yang diberikan kepada kami kurang lebih 90% pasiennya ikut BPJS dan mayoritas kelas tiga dilayani oleh kedua RS ini dengan baik,” kata Melki.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba