Desember: Hujan Penuh Dusta
*) Puisi-puisi Ningsih Ye
Malam minggu
banyak jadi kelabu
layu
mati seperti tanamanku
Ternyata,
Desember ini malu-malu
baru jatuh semenit yang lalu
ia sudah kabur, berlalu
Ingin kuramu kopi pahitmu
Ingin kulukis seraut wajah kaku
sayangnya, jemariku rasa keluh kaku
(Ningsih Ye, Desember 2019)
Gadis Tanpa Alas Kaki
Berjalan melawan pijakan
kerikil berduri yang tengah gosong
dibakar terik
Siapa peduli
Gadis tanpa alas kaki
Mengukir tapak dibalik gedung
pencakar langit
sambil menorehkan kisah dahaga
kemana akan pergi
Gadis tanpa alas kaki
Menapaki sudut-sudut kota
dengan riasan kumal berdebu
Kemana akan pergi
Kutemui kau
Gadis tanpa alas kaki
berserakan dekat tong sampah
kota kami
aku bertanya:
Siapa pemilikmu?
(Gere, 17 Juni 2019)
Sahabat Segelas Kopi
Di sini, pada segelas kopi
kita bersajak di setiap seruputnya
meski pahit melekat
Pekatnya rasa
selalu hadir penuhi kopi
lukiskan liarnya angan kita
tentang cinta dan sahabat
Ampas jadi puisi paling dikenang
buat ku suguhkan
pada kalian
sahabat segelas kopiku
(Meja belajar, 17 Juni 2019)
*Ningsih Ye adalah nama pena dari penyair. Penyair adalah mahasiswi awam STFK Ledalero-Maumere semester 4 yang aktif dalam kegiatan akademik dan non-akademik. Penyair merupakan anggota Teater Pilar STFK Ledalero, menyukai puisi, pantai dan petualangan.