*) Puisi-puisi Sonny Kelen
Di Betlehem
Seorang bayi lahir dalam sunyi
Mungkin yang terdengar hanya isak tangis
Yang membuat ayah dan ibunya terharu
Domba-domba dengan lugu melindungi bayi itu
Karena dinginnya langit Betlehem membuat tubuhnya gigil
Ketika jangkrik berderik bayi itu menangis mencari susu
“Nak, ini untukmu”
Kata Maria sambil membalut bayi itu dengan kain lampin
Bayi itu tertidur tenang dalam pelukan ibunya
Maria tersenyum walaupun perjalanan dari Nazaret ke Betlehem
Menguras tenaganya
“Nak, kelak Engkau akan mengenang tentang Betlehem
Ketika engkau memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan
Tapi di Betlehem aku pernah memberi setetes susu dari kesederhanaanku sebagai
Hamba Tuhan yang setia”
Ledalero, 2019
Ketakutan Herodes
“Bagaimana mungkin aku bisa tidur tenang
Kalau bayi itu belum aku tahu?
Aku pun belum renta dan usiaku masih mudah
Namun semua telah berbicara soal penganti untuk menduduki taktahku?”
Kata Herodes dengan penuh ketakutan
Apa artinya bintang yang terang itu dan apa maksud
Kunjungan tiga majus dari timur itu?
Brengsek jadi mereka semua mengangapku tidak sah
Lihat bangunan rumah Tuhan itu yang dulu hancur berkeping-keping
Kini kubangun lebih megah melebihi kemegahan Salomo
Bahkan bunga bakung yang tumbuh di mana-mana dan di pelihara Tuhan Sendiri
Apakah ini merupakan tanda dari Tuhan karena aku telah membunuh
Orang-orangku sendiri karena mereka tidak menyetujuiku sebagai raja mereka
Ataukah karena dalam pemerintahanku aku lebih suka memerintah
Dengan tangan kotor ketimbang memperhatikan apa yang dinamakan keadilan
Dan kejujuran yang ditulis dalam Kitab Hukum Taurat itu
Tidak! Tidak! Aku tidak mungkin di tumbangkan oleh bayi itu
Herodes berteriak sambil menutup mukanya
Sebelum dia mati di bunuh oleh para Malaikat
Ledalero, 2019
Selamat Natal Ibu
Bu, selamat Natal
Semoga damaimu di berkati hujan
Jangan kawatirkan aku
Aku di sini baik-baik saja
Oh iya, Bu
Aku barusan mendengar kabar bahwa aku di terima
Untuk melanjutkan cita-citaku di tempat yang aku cerita dulu
Aku tidak sabar lagi untuk pergi ke sana sebab setiap malam
Aku di hantui sebuah ketakutan
Yang pada akhirnya menjadi alasan mengapa aku tidak
Akan pergi ke tempat itu
Namun aku percaya ibu selalu mendoakan yang terbaik buat aku
Yang sedang berjuang untuk bertemu dengan Dia yang
Menjadi alasanku berjuang
Aku baru sadar, Bu
Bahwa berjuang untuk cita-cita
Tidaklah mudah seperti yang aku bayangkan
Titip salam buat bapak
Jangan terlalu sibuk menebak nasib lewat ampas kopi
Di pantat gelas dan jangan terlalu sering minum kopi
Nanti kecanduan seperti aku. Lebih dari itu awas nanti bapak sakit
Hanya kerena suka minum kopi
Sekali lagi selamat pesta Natal, Bu
Semoga damaimu di berkati hujan
Ledalero, 2019
*Penulis sekarang tinggal di Unit Gabriel Ledalero