Borong, Vox NTT- Kualitas pengerjaan proyek jalan Lapis Penetrasi Macadam (Lapen) Benteng Jawa-Necak di Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) kembali dikeluhkan masyarakat.
Pasalnya, di beberapa titik pada proyek yang menelan anggaran senilai Rp 1.196.412.000 tersebut tampak sudah pecah dan rusak. Padahal baru saja dikerjakan.
Pastor Paroki Benteng Jawa Festo Manuel kemudian memosting sedikitnya tiga foto yang memperlihatkan kualitas kondisi proyek Lapen tersebut pada Kamis, 16 Januari 2020 di akun facebook-nya.
Dalam foto yang diposting Pastor Festo terlihat kondisi aspal Benteng Jawa-Necak sudah pecah-pecah pada beberapa titik.
“Coba hitung keuntungan luar biasa utk untuk kontraktor jalan banteng jawa-necak,,,,dan kerugian besar bg masyarakat lambaleda dari proyek jalan yg sangat tidak bermutu ini…” tulis Pastor Festo di caption foto yang dipostingnya itu.
Dihubungi VoxNtt.com, Jumat (17/01/2020), ia mengaku memotret kondisi jalan Lapen Benteng Jawa-Necak pada Kamis, 16 Januari 2020.
Kondisi proyek jalan Lapen Benteng Jawa-Necak tersebut dikeluhkan masyarakat bukan kali pertamanya.
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan Polisi Arsy membongkar proyek aspal Benteng Jawa-Necak yang diduga berkualitas buruk viral di media sosial facebook.
Arsy Lentar sendiri adalah anggota Polisi yang bertugas sebagai Bhabimkantibmas Desa Nampar Tabang, Kecamatan Lamba Leda.
Banyak netizen yang membagikan video berdurasi 3 menit 55 detik itu. Terpantau di berbagai group facebook saat itu, para netizen memberikan beragam komentar.
”Di situ saya menjelaskan bahwa daerah kita inikan mengalami keterbatasan dana, untuk itu diharapkan kepada kontraktor dalam pengerjaanya untuk dapat memperhatikan kualitasnya,” jelas Polisi Arsy saat dihubungi VoxNtt.com, Minggu, 03 November 2019 lalu.
Ia pun menyampaikan permintaan maaf jika tindakannya sebagaimana terlihat dalam video itu menyalahi aturan.
Namun demikian, Polisi Arsy mengklaim tindakannya itu hanya demi kepentingan umum, terutama masyarakat sebagai pemanfaat jalan.
Baca Juga: Video Polisi Arsy Lentar Bongkar Aspal Viral di Medsos
”Di video tersebut saya berpesan kepada buruh yang bekerja pada saat itu, agar sekiranya bekerja sesuai dengan mutu yang diharapkan oleh masyarakat dan Pemerintah Manggarai Timur,” katanya.
Polisi Arsy mengatakan, substansi pesan dari video tersebut adalah untuk mengakomodasi keluhan masyarakat terkait keterlambatan pengerjaan dan kualitas yang diduga tidak memenuhi standar.
”Intinya di video tersebut, saya juga turut membantu pekerjaan pemerintah dalam pengontrolan sekalipun itu bukan wewenang saya,” sambung dia.
Sementara itu, Ferdinandus Agung, pemilik CV Tunas Murni yang bertindak sebagai kontraktor pengerjaan jalan Benteng Jawa- Necak malah enggan berkomentar seputar proyeknya.
”Saya no comment ee. Tidak bisa berkomentar soal itu,” ujarnya, singkat saat dihubungi VoxNtt.com melalui sambungan telepon, Rabu, 06 November 2019 lalu.
Baca Juga: Kontraktor Jalan Benteng Jawa- Necak Enggan Berkomentar
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Manggarai Timur Yosef Marto menyatakan, dari sisi teknis proyek Lapen pada ruas Benteng Jawa menuju Necak di Kecamatan Lamba Leda tidak bermasalah.
Marto mengaku, sudah memeriksa ke lapangan terkait keberadaan proyek tersebut. Hasil pemeriksaan disimpulkan bahwa dari sisi teknis proyek Lapen tersebut tidak bermasalah.
“Informasi dari PPK karena sore itu baru digelar penyiraman aspal makanya terkelupas. Kalau kendaraan yang lewat tidak apa-apa karena membuat aspal semakin padat,” jelasnya kepada VoxNtt.com, Selasa, 05 November 2019 malam lalu.
Terpisah, Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) Anton Dartopo mengaku untuk sementara pihaknya masih memberi penilaian terhadap proyek itu.
“Penanganan pekerjaan masih sesuai rencana. Kemarin (Senin, 4/11) di lapangan bersama DPRD kami tegaskan lagi soal spek pekerjaan, baik kepada kontraktor maupun warga sekitar yang sempat hadir,” ujar Anton.
Sementara, terkait video yang viral di sosial media terkait proyek yang diduga berkualitas buruk itu, pihaknya mengapresiasi. Sebab bagi dia, video itu adalah bentuk kontrol masyarakat.
“Kami apresiasi, ada warga yang peduli, itu baik sebagai kontrol sosial, sekaligus peringatan untuk kontraktor agar kerja lebih serius,” pungkas Anton.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pengujian mutu pekerjaan. Pengujian dilakukan dengan cara kira-kira setelah umur penggilasan di atas 7 hari.
“Kalau Lapen masih dengan kondisi yang sama (seperti di video) maka kontraktor akan kami minta lakukan perbaikan,” tegasnya.
Menurut Anton pada Senin, 4 November pihaknya bersama Wakil Ketua 1 DPRD Manggarai Timur Bernadus Noel langsung melakukan pengecekan ke lokasi proyek.
“Batas akhir kontrak tangal 19 November. Progres baru 400-an meter. Mudah-mudahan bisa optimal pas akhir kontrak nanti,” ujar dia.
Penulis: Ardy Abba
Baca Juga: Anas Undik, Janda yang Bertahan Hidup di Tengah Gempuran Kemiskinan