Kupang, Vox NTT- Sebanyak tiga orangtua murid Sekolah Dasar Katolik (SDK) Naikoten II Kupang, megadukan sistem pelayanan dan ketidakpuasan atas kebijakan sekolah ke Yayasan Keuskupan Agung Kupang, Kamis (23/01/2020), sekitar pukul 07.30 Wita.
Poin pengaduan orangtua murid yakni tidak puas atas pemindahan salah satu guru SDK Nikoten II.
“Tidak diberikan alasan yang kuat untuk pemindahan ibu Stevie sebagai guru kelas 4. Ini sudah menjadi pertemuan kedua, sebelumnya bertemu pak Marianus kepala bidang kepegawaian Yaswari. Kenpa ibu Stevie dipindahkan tapi tidak dapat jawaban yang memuaskan,” ujar salah satu orangtua murid yang mengadu.
Sumber yang enggan namanya dimediakan itu juga menanyakan alasan Kepala SDK Naikoten II Kupang yang tidak melakukan akreditasi. Padahal, jadwal akreditasi pada bulan September tahun 2019 lalu, namun hingga tahun 2020 belum dilakukan.
Selain itu, poin tuntutan juga terkait guru kelas 1 yang sudah masuk kategori sakit. Kemudian guru yang dalam seminggu hanya bisa masuk sekolah 3 hari.
“Jawaban yang kami dapat bahwa Kepsek yang menggantikan nyatanya tidak pernah dilakukan, percuma kami masuk sekolah mahal, tapi tdk full pelajaran,” kata wali murid lain menyambung, yang juga enggan menyebutkan namanya.
Ia juga menyoal terkait anak-anak kelas II yang jarang masuk kelas. Terkesan, katanya, sekokah membiarkan anak-anak berkeliaran.
Kemudian, orangtua siswa bernama Maria Margaretha juga menyebut bahwa ada pengumpulan uang drumband dan uang pramuka sebesar Rp 100.000.
Padahal, kata Maria, sampai saat ini tidak ada drumband dan kegiatan pramuka.
“Solusi yang didapat nanti hubungi ketua komite untuk gelar rapat untuk membahas persoalan saat ini. Kita masih tunggu keputusan rapat dari komite, jika hasilnya masih tetap seperti ini maka kita akan pindahkan ke sekolah lain. Kita belum mau juga melakukan pembayaran uang pembangunan jika masalah ini belum beres,” tandasnya.
Sekretaris Eksekutif Yaswari KAK, RD Arkadius Manek, berjanji pihaknya akan melakukan konfirmasi ke SDK Naikoten II terkait keluhan tersebut. Menurut dia, Yayasan tidak bisa mengambil alih sepihak tanpa terkonfirmasi ke sekolah.
“Kalau sudah di luar kewenangan sekolah dan menjadi kewenangan Yayasan kita akan ambil alih. Saya akan konfirmasi ke sekolah dan akan adakan rapat komite. Soal guru yang harus kembali ke sekolah, ini bukan hanya kewenangan orangtua ini juga kewenangan sekolah dan komite. Saya juga tidak mau komite ambil peran. Kita sementara benahi beberapa hal yang terjadi ini. Mereka punya ancaman itu benar karena masukan mereka tidak didengar,” jelas Pastor Arkadius saat menerima keluhan para orangtua siswa.
Sekolah Bantah
Kepala SDK Naikoten II Maria A. S Kala
menyatakan, pengaduan orangtua murid sama sekali tidak sesuai dengan keadaan di sekolah.
Dia pun menyayangkan tindakan orangtua murid yang langsung mengadukan ketidakpuasan atas pelayanan SDK Naikoten II kepada Yayasan, tanpa melalui sekolah.
“SDK Naikoten II sedang menuju sekolah ramah anak. Kami di sini, memiliki kedekatan dan tiap hari itu berjumpa dengan orangtua siswa,” ujar Maria saat ditemui VoxNtt.com di ruangannya.
Menurutnya, segala poin pengaduan orangtua siswa tidak sesuai dengan keadaan sekolah. Sebagai contoh, dirinya menyebut tentang alat drumband.
“Itu ada drumband. Ada di belakang kok. Mana bisa bilang tidak ada?” ujar dia sambil mengarahkan VoxNtt.com untuk melihat peralatan drumband persis di samping ruangan guru.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba