Kupang, Vox NTT-Masyarakat Atapupu, Belu, NTT dihebohkan dengan penemuan bom berukuran besar pada Sabtu (15/02/2020).
Bom tersebut ditemukan oleh seorang ibu rumah tangga bernama Berta Sila saat dirinya hendak mencari kayu bakar.
BACA JUGA: Niat Mencari Kayu Bakar, Berta Malah Temukan Bom Seberat 600 Kg di Pantai Atapupu
Komandan Kodim Belu, Letkol Inf Ari Dwi Nugroho yang dikonfirmasi VoxNtt.com, membenarkan penemuan bom tersebut.
Dijelaskannya, untuk jenis merk, tahun pembuatan dan negara asal bom, belum diketahui lantaran kondisi badan bom yang sudah karat.
Berikut adalah 6 fakta penemuan bom yang berhasil dihimpun VoxNtt.com.
- Hendak Mencari Kayu Bakar
Awal mula penemuan bom tersebut saat ibu Berta (42), warga Desa Jenilu, kecamatan Kakuluk Mesak hendak mencari kayu bakar di Kelapa Dua, dusun Fatukaduak. Lokasi tersebut tak jauh dari rumahnya.
Saat sedang asyik mencari kayu, ia melihat besi besar yang sudah berkarat terkubur di dalam tanah. Belakangan baru ia ketahui kalau benda aneh itu ternyata bom.
Saat ditemukan, badan bom terkubur di dalam tanah, sementara ekornya kelihatan di permukaan.
2. Sempat Dibongkar
Penasaran dengan benda tersebut, warga setempat sempat berusaha untuk membongkarnya.
Beruntung Matheus, putra Berta Sila menegur warga dan selanjutnya dilaporkan ke RT dan aparat desa.
3. Panjang Sekitar Satu Meter
Bom tersebut memiliki panjang sekitar 1 meter dengan berat sekitar 600 Kg.
4. Badan Bom Sudah Karat
Kondisi bom tersebut sudah berkarat sehingga sulit ditentukan asal negara dan kapan bom tersebut ditanam.
5. Diduga Peninggalan Perang Dunia ke Dua
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com dari lokasi penemuan, bom yang ditemukan ibu Berta diduga bekas peninggalan perang dunia kedua.
BACA JUGA: Prosesi Naifeto Lale’an di Atapupu
Bom yang ditemukan disinyalir masih aktif dan memliki daya ledak yang sangat tinggi.
6. Bentuknya Mirip Bom Little Boy
Dari bentuknya, bom yang ditemukan di Atapupu mirip jenis bom Little Boy Amerika. Little Boy adalah nama sandi untuk Bom nuklir yang dijatuhkan Amerika di Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945.
Baik bom Atapupu maupun Little Boy sama-sama memiliki ekor dengan ukuran badan yang besar.
Bom ini dijatuhkan dari sebuah pesawat B-29 Flying Superfortress bernama Enola Gay yang dipiloti oleh Letkol. Paul W. Tibbets, dari sekitar ketinggian 9.450 m (31.000 kaki).
Senjata ini meledak pada 8.15 pagi (waktu Jepang) ketika dia mencapai ketinggian 550 meter.
Little Boy merupakan senjata nuklir pertama dari dua yang pernah digunakan dalam perang.
Bedanya, “Little Boy” memiliki panjang 3 m, lebar 71 cm, dan berat 4000 kg.
Saat ini, demikian disampaikan Komandan Kodim Belu, Letkol Inf Ari Dwi Nugroho, bom tersebut masih berada di halaman rumah ibu Berta Sila dan sedang ditutupi daun-daun segar untuk menjaga kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Saat ini warga sedang menanti tim Jihandak dari Brimob Atambua tiba di lokasi untuk mengindentifikasi bom tersebut. (VoN)