Labuan Bajo, Vox NTT- Masyarakat Gorontalo, Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) menyebut keberadaan SPBU di daerah itu berdampak buruk pada lingkungan.
“SPBU ini ada di lokasi gang yang jalan masuk yang sangat sempit dan kecil. Tentu akan terganggu dengan aktivitas, ada keributan keluar masuk kendaraan,” ungkap salah satu masyarakat Gorontalo Andre Da Gomes kepada VoxNtt.com, Selasa (18/02/2020).
Andre yang juga merupakan pemilik hotel La Bele yang berhadapan langsung dengan SPBU tersebut menyampaikan bahwa keberadaan SPBU akan sangat menganggu aktivitas masyarakat sekitar.
“Keberadaan SPBU juga berpengaruh terhadap daya minat wisatawan untuk menginap di hotel ini. Aroma BBM, ribut kendaraan berdampak juga pada minat wisatawan yang menginap di hotel ini,” ujarnya.
SPBU Gorontalo ini juga kata Andre, tidak memiliki saluran pembuangan limbah hingga ketika musim hujan tiba kerap terjadi genangan air yang menimbulkan banjir.
Ruben Samuel, salah satu warga Gorontalo mengeluhkan hal yang sama.
“Keberadaan SPBU Gorontalo tersebut mencemaskan warga sekitar. SPBU ini kan tidak ada jalur evakuasi, karena memang lokasinya sempit. Jika terjadi kebakaran tentu sangat membahayajan kita yang berada disekitar sini,” ungkap Ruben.
Masyarakat juga kata dia, keberatan dengan jalan menuju SPBU. Jalan menuju kuburan umum itu merupakan hasil swadaya masyarakat.
Ruben menjelaskan sebelumnya pada Agustus 2019 lalu, sempat terjadi demonstrasi penolakan terhadap penggunaan jalan menuju SPBU tersebut.
“Masyarakat demo karena keberadaan SPBU membuat masyarakat merasa terganggu,” jelasnya
Ruben menjelaskan pada 7 September 2019 lalu masyarakat pernah menyampaikan surat keberatan dan penolakan atas keberadaan SPBU kepada Bupati Mabar Agustinus Ch Dula.
Namun hingga saat ini kata dia, pihak pemerintah belum memberikan tanggapan terkait penolakan yang dilakukan masyarakat.
“Saya berharap pemerintah secepatnya mengambil tindakan agar tidak terjadi risiko lain yang justru menganggu kenyamanan masyarakat setempat,” tutupnya.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba