Labuan Bajo, Vox NTT- Publik Manggarai Barat (Mabar) beberapa hari ini dihebohkan dengan adanya pengunduran diri dari Sekretaris Dewan (Sekwan) Mabar, Aleksius Sariyono.
Aleks sapaan Aleksius kepada media mengungkapkan, pengunduran dirinya itu sebagai bentuk kekecewaannya terhadap oknum anggota DPRD Mabar yang disebutnya kerap berulah dan bertingkah aneh.
Ulah oknum anggota DPRD itu kata Aleks, ditunjukkan dalam agenda sidang. Tidak sampai di situ saja, kata dia oknum anggota DPRD itu bahkan memaksa dirinya (Sekwan) harus mengikuti apa kemauan anggota (DPRD), baik itu dalam perjalanan dinas maupun permintaan pengembalian mobil dinas sebagai pejabat, agar diganti dengan uang.
“Yah, benar adik, saya sudah secara resmi mengajukan surat pengunduran diri sebagai Sekretariat Dewan. Pengunduran diri ini, surat saya sudah tujukan ke Bupati dan tembusannya ke Ketua DPRD sendiri,” ucap Aleks seperti dilansir Media Indonesia, Selasa (18/02/2020).
Baca: Wanita Asal Matim Lolos dari Cengkraman Penjual Manusia, Begini Modus Pelaku
Aleks mengaku tidak tahan lagi untuk menghadapi oknum anggota DPRD tersebut untuk memenuhi semua kemauannya. Kecuali yang sesuai dengan aturan.
Ia menegaskan, jika memenuhi permintaan di luar aturan itu artinya sama saja dengan menjerumuskan dirinya dalam masalah masalah hukum. Oleh karena itu, Sekwan Alex menolak dan lansung mengundurkan diri.
“Jadi daripada saya bermasalah hukum di kemudian hari, lebih baik saya mengundurkan diri dengan terhormat agar lebih nyaman dan tentram,” lanjut Aleks.
Baca: Baku Atur di Papan Catur Politik Victor Laiskodat
Namun demikian, hingga saat ini Alek enggam menyebut siapa saja oknum anggota dewan yang dia maksudkan itu.
Sejak kemarin, Kamis (20/02/2020) VoxNtt.com sudah berupaya untuk menghubunginya lewat namun nomornya tidak aktif. Sementara chatingan WhatsApp menunjukkan centang dua (masuk) namun tidak dibaca hingga hari ini.
Menanggapi persoalan tersebut, Pegamat Politik, Wempy Hadir mengatakan, apa yang dilakukan oleh Sekwan Manggarai Barat merupakan hal tidak lazim.
“Artinya jarang sekali orang mengundurkan diri dari posisi yang sangat strategis,” ungkap Wempy saat dihubungi VoxNtt.com, Jumat (21/02/2020).
Menurut Wempy, bisa saja Sekwan tersebut sedang dalam tekanan pekerjaan yang luar biasa. Tekanan yang tidak dikendalikan tersebut, lanjutnya membuat dia (Sekwan) harus mundur agar bebas dari seluruh tekanan pekerjaan.
Baca: Labuan Bajo di Tangan Tuan-tuan Kapitalis
“Kalau saya membaca berita dari Media Indonesia, menunjukan bahwa memang ada tekanan terhadap Sekwan yang dilakukan oleh oknum DPRD. Misalnya soal lama kunjungan kerja (melebihi ketentuan waktu),” jelasnya.
Belum lagi kata dia, soal pengembalian mobil dinas oleh oknum DPRD karena mereka dengan mekanisme yang lain. Padahal mobil dinas sudah disediakan.
Wempy mengharapkankan, publik Manggarai Barat mesti melakukan protes terhadap oknum dewan yang tidak mengikuti aturan, bahkan kesannya menekan Sekwan agar memenuhi keinginan oknum dewan tertentu.
Selain itu kata Wempy, agar publik juga tahu, mestinya Sekwan menyampaikan kepada publik siapa oknum yang dimaksud. Sekarangpun tambahnya, kita tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Pak Sekwan.
“Sebab anggota DPRD Manggarai Barat terdiri dari banyak orang,” tandasnya.
Baca: Di Belu Ada Siswa Kelas Tinggi SD Belum Bisa Membaca
Jauh lebih penting dari itu kata Wempy, dirinya melihat bahwa peran partai politik masih sangat lemah untuk mengontrol kader partai yang duduk sebagai anggota DPRD agar dapat menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Jika mereka melanggar aturan, maka partai juga mendapatkan dampak negatif,” tutupnya.
Penulis: Sello Jome
Editor: Boni J