Borong, Vox NTT-Komitmen Pemerintah kabupaten Manggarai Timur (Matim) untuk mengangkat keunggulan komoditi daerah itu terus menggeliat.
Salah satu komoditi yang bakal dipromosikan yakni kopi Colol. Promosi kopi Colol bakal dikemas dalam bentuk festival kopi dan melingkupi lima desa dalam kawasan Colol Raya.
Sejarah, Darah dan Budaya di Balik Secangkir Kopi Pait Colol (Part 1)
Untuk memuluskan langkah tersebut, pemda Matim melakukan sosialisasi sebagai tahap persiapan festival yang dilaksanakan di Aula Paroki St. Petrus Colol, Biting, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Minggu, (23/02/2020) siang.
Bupati Matim, Agas Andreas, kepada VoxNtt.com mengatakan, salah satu persiapan yang penting dalam menyukseskan kegiatan itu yakni anggaran.
Dikatakan, anggaran untuk kegiatan ini sebenarnya tidak banyak.
“Hanya Rp 200.000.000. Aggaran itu diambil dari APBD II,” tutur Bupati Agas.
Setelah menyediakan anggaran, langkah selanjutnya yakni rapat koordinasi. Rapat dimaksud, tidak sekadar rapat dengan masyarakat, tetapi juga rapat dengan seluruh stakeholders yang ikut berperan.
“Kita juga rapat di Pusat, di Jakarta. Tim dari Jakarta sudah ke sini untuk mengidentifikasi, seperti apa sih wisata kopi Colol,” katanya.
Saat ini, lanjut bupati Agas, persiapan sudah mencapai 60 persen. Pemerintah dan panitia, katanya, sedang mengidentifikasi lokasi Wisata Lembah Kopi Colol khususnya terkait destinasi dan produk-produk unggulannya.
Persiapan Home Stay
Persiapan yang tak kalah penting, lanjut Bupati Agas ialah penataan home stay. Katanya, saat ini terdapat sekitar 53 home stay.
“Tapi saya tidak mau 53 saja. Saya mau, minimal 200 home stay. Karena mengingat begitu banyak manusia, yang akan hadir,” ungkapnya.
Bupati Agas sendiri mengaku akan menginstruksikan 700-an pegawai pemerintah untuk ikut dalam festival tersebut.
“Kalau selama 6 hari Wisata Kopi itu, semua berkantor di sini. Kami akan berkantor dari tanggal 6 sampai tanggal 11 Juli 2020” ungkapnya.
Festival Berkelanjutan
Bupati Agas berharap, festival ini menjadi program tahunan.
“Itu yang paling penting, karena lama-lama kopi Colol bisa punah kalau kita tidak kembangkan,” ungkap Agas.
Ia juga berharap agar lima desa di kawasan Colol Raya bisa membentuk BUMdes bersama.
“Tidak boleh membentuk BUMdes berbeda-beda, BUMdes bersama ini betul-betul membentuk branding kopi Colol lebih baik lagi” kata Agas.
Adapun tujuan dari festival menurut Agas yakni untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta mengangkat keunggulan komoditi Manggarai Timur.
“Harapanya, harus setiap tahun, setiap kali panen kopi. Apalagi festival di bulan Juli pas panen kopi,” terang Agas.
Untuk diketahui, sekitar 300 ratusan masyarakat hadir dalam kegitan tersebut. Masyarakat yang hadir dalam sosialisai berasal dari Desa Ulu Wae, Desa Colol, Desa Wejang Mali, Desa Rende Nao dan Desa Ngkiong Dora. (VoN).