Kefamenanu, Vox NTT-Hanya dalam 2 bulan terakhir terhitung Januari hingga Februari 2020 tercatat 440 ekor babi di kabupaten TTU mati.
Kematian 440 ekor babi tersebut tersebar di 6 kecamatan yakni kecamatan Biboki Anleu, Biboki Moenleu, Insana Utara, Bikomi Utara, Bikomi Nilulat dan kecamatan Kota Kefamenanu.
“Saat ini sudah sebanyak 440 ekor ternak babi yang mati, dengan jumlah terbanyak di kecamatan Biboki Anleu” ujar drh.Stefanus Tenis, kepala bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat Veteriner pada dinas Peternakan kabupaten TTU di ruang kerjanya, Rabu (26/02/2020).
Tenis menuturkan, untuk memastikan penyebab matinya babi-babi tersebut, pihaknya telah mengirimkan sampel ke beberapa Balai Besar Veteriner.
Selain itu,Tenis mengaku pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Propinsi guna mendapatkan bantuan obat-obatan dan disinfektan.
“Kita sudah kirim sampel ke beberapa laboratorium untuk memastikan jenis virus yang menyebabkan banyak ternak babi di TTU yang mati mendadak” ujarnya.
Tenis menuturkan, virus yang mengakibatkan banyak babi mati mendadak ini diduga kuat menyebar dari negara Timor Leste.
Sehingga pihaknya telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh camat dan kepala desa serta pihak karantina di perbatasan untuk memperketat pengawasan masuk.
Selain itu, lanjut Tenis, dinas Peternakan kabupaten TTU juga telah melakukan inspeksi mendadak ke pasar guna memastikan daging babi yang dijual layak atau tidak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
“Bila ada ternak yang mati segera melapor ke petugas dan babi yang mati mendadak itu tidak boleh dikonsumsi tapi harus dikubur,” tegasnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Irvan K