Kupang, Vox NTT-African Swine Fever (ASF) atau virus demam babi mengancam populasi ternak babi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
ASF adalah virus babi yang menyerang babi dengan cara menular.
Gejala umum dari virus ini ialah suhu badan tinggi dan kehilangan nafsu makan pada babi. Gejala lain termasuk muntah, diare, dan kesulitan bernafas dan berdiri.
Hingga kini, belum ada vaksin untuk penyakit ini, sehingga berisiko memiliki tingkat kematian 100 persen dalam keadaan tertentu.
Meski demikian, homo sapiens/manusia tidak perlu khwatir karena virus ini tidak tertular ke manusia. Virus penyebab penyakit ini hanya menyerang babi.
Mengonsumsi daging babi yang terserang virus juga tidak menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia.
Berikut adalah 5 fakta tentang virus demam babi Afrika yang penting Anda ketahui.
Pertama, Family Asfarviridae
Flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) adalah virus yang menyerang hewan babi, baik babi hutan yang liar maupun babi lokal di peternakan. Flu ini berasal dari virus family Asfarviridae. Penyakit ini belum bisa diobati karena bukan disebabkan oleh bakteri.
Kedua, Gejala
Dilansir dari alodokter.com , babi akan hilang nafsu makan, demam, lemah, lesu, serta mengalami perdarahan di dalam kulit telinga, perut, dan kaki.
Selain itu, hewan berkaki empat ini juga dapat mengalami diare, muntah, keguguran, dan kematian dalam waktu kurang dari 20 hari.
Ketiga, Cara Penularan ASF
Penularan virus ASF terjadi antar babi akibat kontak dengan babi yang terinfeksi virus. Selain itu babi sehat bakal terinfeksi virus dengan cara kontak dengan cairan yang keluar dari babi sakit atau mati seperti air kencing, kotoran, air liur, dan darah.
Virus ini memang tidak berdampak bagi manusia, namun peralatan yang dipakai manusia bisa menularkan virus kepada babi. Peralatan, pakaian, sepatu, alas kaki, dan makanan yang berasal dari manusia bisa menjadi perantara virus ke babi yang sehat.
Keempat, Cara Pencegahan
Dilansir dari Kompas.com, pencegahan terhadap virus demam babi Afrika dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
- Menjaga kesehatan babi dengan cara memberikan pakan yang bersih. Jangan berikan pakan babi dengan sisa makanan restoran atau hotel. Jika menggunakan makanan dari sisa-sisa makanan restoran atau hotel, maka makanan tersebut harus dimasak mendidi terlebih dahulu sekurang-kurangnya satu jam agar bebas dari virus ASF. Selain itu yang tak kalah penting adalah menjaga kebersihan kandang babi.
- Memisahkan babi yang sakit dari babi-babi yang sehat sehingga tidak mudah terjangkit virus
- Menjaga sterilisasi kandang dengan tidak boleh mengizinkan orang lain yang telah berkunjung ke kandang babi lain untuk masuk peternakan babi kita.
- Mencelupkan peralatan dan pakaian dalam desinfektan sebelum memasuki kandang babi.
- Senantiasa mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk ke dalam kandang babi dan setelah keluar dari kandang babi. 7. Jika menemukan babi yang sakit, segera hubungi petugas dari dinas yang membidangi kesehatan hewan atau dokter hewan atau paramedis di wilayah terdekat.
Kelima, Asal Virus
Dilansir Antara, virus demam babi pertama kali menjangkit China lebih dari satu tahun yang lalu.
Wabah ini kemudian meluas ke Kamboja, Vietnam, dan kini menyebar hingga ke Timor Leste.
Timor Leste merupakan negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia, khususnya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Di sisi lain antara NTT dan Timor Leste masih lekat dengan hubungan kekerabatan serta budaya. Hal ini yang memudahkan penularan virus lebih cepat ke NTT.
Untuk diketahui, jumlah babi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mati dalam beberapa pekan terakhir mencapai 1.394 ekor yang tersebar di empat Kabupaten di wilayah Timor.
Keempat kabupaten ini yakni, Kota Kupang 221 ekor, Kabupaten Kupang 106 ekor, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) 440 ekor dan Kabupaten Belu 570 ekor.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak pada Dinas Perernakan Provinsi NTT, Nadra A. Iryani.
“Data yang Sudah kami terima itu dari Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTU dan Belu. Kabupaten TTS dan Malaka kita belum mendapatkan laporan. Laporan ini dari wilayah Timor saja,” ungkap Iryani kepada VoxNtt. Com, Rabu (26/02/2020).
Baca Juga: Ratusan Ekor Babi di Timor Mati, Diduga Akibat Diserang Virus ASF
Ia mengungkap di Kabupaten Belu terdapat di 11 Kecamatan, TTU di empat Kecamatan, Kabupaten Kupang dua Kecamatan, dan Kota Kupang terdapat 4 Kecamatan.
Pihaknya Kata dia, sudah mengirimkan Sampele ke Medan untuk mengetahui hasilnya apakah positif virus ASF atau tidak. (VoN)