Kupang, Vox NTT-Virus Corona kini menjadi virus yang menakutkan bagi seluruh umat manusia di seluruh belahan dunia.
Pasalnya, hingga saat ini virus mematikan dari Wuhan, Cina ini sudah masuk ke berbagai negara dan telah menelan ribuan korban jiwa.
Virus ini semakin menakutkan, ketika sebelumnya dikabarkan jika belum ditemukan vaksin yang dapat membunuhnya.
Ketakutan akan hal itu kini mulai terobati setelah mendengar kabar baik yang datang dari Israel mengenai temuan vaksin anti virus Corona oleh para ahli dari Yahudi itu.
Baca Juga: Manggung Bersama Ronan Keating Usai Ditinggal Suami, BCL Alami 3 Hal Ini
Ilmuwan Israel yang tergabung dalam The Galilee Research Institute (MIGAL) dikabarkan telah menemukan vaksin penangkal virus corona (COVID-19).
Seperti dilansir jpnn.com, Laman Jerusalem Post mengabarkan, vaksin itu sudah ditemukan, namun baru akan bisa dilepas ke pasar setelah melalui proses perizinan, setidaknya selama 90 hari.
Ofir Akunis, Menteri Sains dan Teknologi Israel mengatakan, ilmuwan di negerinya berada di posisi teratas dalam pengembangan vaksin pertama untuk melawan coronavirus.
“Selamat kepada MIGAL atas terobosan ini,” ujar Ofir Akunis.
Menteri Akunis mengaku sangat optimis dengan penemuan ilmuwan Yahudi itu. “Saya meyakini akan ada kemajuan pesat yang memungkinkan kami menyediakan respons yang diperlukan terhadap ancaman global COVID-19,” katanya.
Baca Juga: Berita Palsu Menyebut Paus Fransiskus Terkena Virus Corona, Begini Faktanya
Dikabarkan, empat tahun terakhir tim ilmuwan di MIGAL telah mengembangkan vaksin untuk melawan infectious bronchitis virus (IBV) yang menyerang unggas.
Efektivitas vaksin itu pun telah terbukti dalam uji pra-klinis di Veterinary Institute.
Selaku ketua group bioteknologi di MIGAL, Dr. Chen Katz mengatakan, kerangka kerja ilmiah vaksin itu didasarkan pada vektor ekspresi protein baru pembentuk protein larut chimeric.
Protein itu kemudian mengantar antigen virus ke jaringan mukosa alias lapisan jaringan yang membatasi rongga saluran cerna dan saluran napas; selaput lendir (KBBI) yang diaktifkan oleh endositosis alias transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma (wekipedia), sehingga menyebabkan tubuh membentuk antibodi terhadap virus.
Menurut Dr. Katz, dalam uji praklinis tersebut tim peneliti memperlihatkan vaksinasi oral menginduksi antibodi anti-IBV tingkat tinggi.
“Jika dalam beberapa pekan semua berhasil, kami akan memiliki vaksin untuk mencegah coronavirus,” ujarnya. (jpnn/VoN)