Kefamenanu,Vox NTT- Sabtu sore, 07 Maret 2020 kira-kira pukul 15.00 Wita, crew VoxNtt.com bersama rekan jurnalis yang lain bertolak dari Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) menyusuri perjalanan Kefa-Wini.
Di sana, di kampung Krispi, Desa Humusu Wini, Kecamatan Insana Utara, seorang Brigpol bersama beberapa warga yang tengah memanen tomat sedang menunggu.
Perjalanan yang cukup jauh seolah tak terasa tatkala tiba di lokasi meyaksikan Brigpol Sekundus Natalis Meo, memamerkan wajah girang sambil melemparkan senyuman semringah ke arah wartawan yang ingin menuliskan kisahnya, menekuni pertanian sebagai pekerjaan sampingan.
Sambil menikmati semburan udara sore yang kian sejuk ditambah pemandangan sekitar yang cukup memanjakan mata, Brigpol Sekundus mulai membuka kisah perjalanannya menekuni dua tugas sekaligus, yakni tugas sebagai polisi dan sebagai petani tomat.
Ia mengisahkan, mulai tertarik untuk bercocok tanam sejak tahun 2018. Saat itu, dirinya masih bertugas di Polsek Biboki Anleu.
Hasrat untuk mewujudkan mimpinya menekuni pekerjaan sampimgan sebagai petani tanaman holtikultura kian menggelora Ketika ia pindah ke Polsek Insana Utara.
Di sini, ia menemukan banyak lahan tidur yang belum dimanfaatkan masyarkat setempat.
Seolah niatnya untuk bertani berjodoh dengan kondisi alam di tempat tugasnya yang baru itu. Maka 2019 ia wujudkan mimpinya setelah menemukan lahan tidur seluas 7000 meter persegi di Desa Humusu, Wini.
Pertama kali menemukan lahan itu, dalam hati ia bergumam, lahan seluas ini kalau dibangunkan sesuatu akan berubah menjadi lahan yang menghidupi.
Semangatnya semakin menggelora ketika keberadaan lahan tersebut didukung oleh ketersediaan air yang cukup.
Tak ingin berlama-lama lagi, pada Juli 2019 ia pun mulai menggarap lahan tersebut. Tekadnya, mengganti semua tanaman liar di atas tanah itu dengan tomat.
Karena fokus dengan tugas pokoknya sebagai anggota Unit Lantas Polsek Insana Utara membuat rencananya tak berjalan lancar, pekerjaan bertani pun hanya bisa dilakukannya dalam waktu senggang.
“Mulai olah lahan dari bulan Juli tahun lalu, sebenarnya kalau mau fokus berarti hanya 1 bulan saja olah lahan tapi karena kita harus fokus dengan tugas pokok toh jadi ada waktu luang baru bisa datang kerja,” terang Sekundus.
Namun tekad yang kuat terus mendorongnya untuk mewujudkan mimpinya mempunyai kebun tomat, sehingga enam bulan kemudian lahan selesai diolah dan tepat pada 27 Desember 2019, ia mulai menanamkan tomat 7.000 pohon. Lahan 7.000 meter persegi tak ia sisahkan sedikit pun.
Selain untuk menyalurkan hasrat bertani, ia juga mengisahkan, tekad kuat Sang Brigpol juga untuk mendorong masyarakat setempat agar dapat memanfaatkan lahan tidur dan potensi air yang ada.
Ia menyadari betul bahwa cara paling tepat untuk mengajarkan masyarakat di sekitarnya ialah dengan berbuat dan menghasilkan, bukan dengan omongan semata.
Karena itu, ia bercita-cita agar kelak, kebunnya dapat menjadi kebun percontohan. Masyarakat bisa belajar di sana, bagaimana memanfaatkan lahan tidur dan cara membudidaya tanaman tomat atau tanaman holtikultura lainnya.
Sebagaimana ungkapan kids zaman now tak ada hasil yang mengkhianati perjuangan, perjuangan Sekundus pun tak sia-sia, 7.000 pohon tomat bertumbuh subur dan berbuah lebat.
Belum lama ini, Kapolres TTU, AKBP Nelson Felipe Dias Quintas melakukan panen simbolis di lahannya yang terletak tak jauh di belakang, Makoramil 1618-03/Insana Utara, sekitar 50 meter dari jalan raya.
“Motivasi saya itu mau buat kebun contoh untuk masyarakat bisa belajar, makanya saat panen simbolis itu saya harap para kepala desa dan kelompok tani yang di Insana Utara bisa hadir tapi ternyata yang hadir hanya beberapa kelompok tani saja,” tuturnya.
Pantauan media ini, tidak hanya tomat yang ia tanami tetapi juga tanaman sayuran lainnya, seperti buncis, pare serta lombok yang saat ini juga sudah siap untuk dipanen.
Di akhir obrolan, Brigpol Sekundus menitipkan pesan kepada masyarakat di TTU, terutama generasi muda agar jangan malu bertani.
Menurutnya, tak perlu merantau jauh ke luar negeri atau ke Kalimantan dan berbagai daerah lain di Indonesia kalau mempunyai tekad kuat untuk bekerja.
Pemuda kata dia, bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, masih banyak lahan tidur di kabupaten itu yang menurutnya, bisa diolah menjadi sumber kehidupan.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Boni J