Kupang, Vox NTT-Ferdy Hasiman, Peneliti Pada Alpha Research Database, Jakarta mendesak Presiden Jokowi dan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat untuk segera menutup jalur transportasi laut dan udara yang keluar masuk NTT terutama di Labuan Bajo.
Menurut dia, arus pepindahan orang di Labuan Bajo sangat tinggi sehingga sangat rentan terhadap penyebaran Covid-19.
“Labuan bajo itu titik temu penduduk dunia. Tingkat kewaspadaan dan protokol kesehatan harus diperketat” ucapnya.
Hal itu disampaikan Ferdy mengingat hingga sekarang, NTT masih keterbatasan alat kesehatan untuk mendeteksi dan menangani penyebaran Covid-19.
Penutupan akses ini transportasi ini jelasnya, hanya diberlakukan untuk perpindahan orang. Sementara logistik makanan dan kesehatan tetap dibuka dengan protokol yang ketat.
Hingga sekarang, NTT memang ‘masih perawan’ dari Covid-19. Namun menurut dia data tersebut patut diragukan di tengah kekurangan alat kesehatan yang terjadi di NTT.
“Bahkan untuk alat pelindung diri (APD) tenaga medis saja masih kurang,” ungkapnya kepada VoxNtt.com, Rabu (03/25/2020) pagi.
Selain itu, kalau memang belum ada kasus, seharusnya NTT dan daerah-daerah yang belum terpapar perlu diproteksi lebih ketat.
“Jangan kita tunggu ada kasus, baru siaga dan bergerak” ungkapnya.
Soal, kebutuhan makanan, NTT juga punya ketahanan pangan yang cukup. Menurutnya, pangan yang dimaksud bukan hanya terkait stok beras, tetapi juga pangan lokal.
“Kita punya ubi-ubian, jagung, pisang. Kalau toh stok beras habis, NTT masih bisa hidup” terangnya.
Ferdy mengungkapkan, jika presiden Jokowi punya pertimbangan akan dampak ekonomi, NTT bukan daerah industri. Karenanya, negara tidak rugi kalau transportasi dan perpindahan orang ke NTT ditutup sementara waktu.
“NTT hidup dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan. Bukan dari investasi berskala besar seperti Jakarta. Negara tidak rugi kalau akses ke sana ditutup sementara,” sebutnya. (VoN).