Maumere, Vox NTT- Calon penumpang KM Lambelu meminta Pelni Maumere agar mengembalikan uang tiket dan biaya perjalanan kembali ke kampung masing-masing.
Pasalnya, mereka cemas setelah mendapat informasi bahwa KM Lambelu ternyata pernah ditumpangi 4 penumpang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Kami sebetulnya ingin tetap jalan tetapi setelah kami tahu informasi ini kami juga jadi cemas. Kami dengar mereka yang terkena corona pernah naik di kapal ini. Kami minta biaya tiket kami dikembalikan,” ungkap Philipus Neris asal Nita kepada VoxNtt.com di depan Pelabuhan L. Say Maumere, Selasa (07/04/2020).
Neris hendak berangkat ke Sangata, Kutai Timur. Dia telah lama berdomisili di sana dan beberapa waktu lalu pulang ke kampung karena ada kedukaan.
Selain Neris dan keluarganya, ada pula Yuliana asal Woloare, Ende yang hendak ke Balik Papan. “Saya mau pergi kerja,” ungkapnya.
Informasinya, terdapat 62 orang calon penumpang yang akan berangkat dari Maumere. Sesuai jadwal yang tertera di tiket, keberangkatan pada Senin (6/4/2020) pukul 23.00.
Neris menuturkan Senin malam mereka tiba di Pelabuhan Pelabuhan L. Say Maumere. Namun mereka baru mendapatkan penjelasan tentang pasien yang terpapar corona di KM Lambelu pada Selasa (07/04/2020) siang.
“Mereka minta kami bersabar tunggu selama 1×24 jam. Baru siang ini kami diberi makan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Pelni Maumere Surahman yang ditemui di Kantor Dinas Kesehatan belum bersedia memberikan tanggapan.
Perlu diketahui, sampai dengan berita ini diturunkan KM Lambelu yang membawa 238 penumpang asal Sikka dan beberapa daerah lain di Flores belum bisa berlabuh di L. Say.
Sejak pagi hari tadi, Tim Satgas Covid-19 Sikka melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap ABK dan penumpang kapal.
Kepada wartawan, Bupati Sikka Robi Idong mengatakan belum ada keputusan terkait KM Lambelu. Pasalnya, Bupati Robi masih harus berkoordinasi dengan Gubernur NTT untuk melaporkan hasil rapid test ABK.
“Kita akan memutuskan yang terbaik buat warga kita tetapi tentu harus diperhitungkan dengan matang,” tegas Robi Idong.
Penulis: Are De Peskim
Editor: Ardy Abba