Maumere, Vox NTT- KM Lambelu yang sesuai jadwal harusnya berlabuh pada Senin (06/04/2020) di Pelabuhan L. Say Maumere, kabupaten Sikka, terpaksa dimundurkan. Rencananya, Tim Satgas Covid-19 Sikka harus terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kesehatan kepada awak kapal dan penumpang.
Pasalnya, kapal tersebut pernah ditumpangi 4 orang penumpang yang turun di Nunukan pada 28 Maret lalu. Keempatnya belakangan terkonfirmasi positif Covid-19.
Penolakan terhadap KM Lambelu sudah bermula sejak Minggu (05/04/2020) ketika elemen mahasiswa berdemonstrasi di depan Pelabuhan L. Say Maumere.
Baca Juga: Calon Penumpang KM Lambelu Minta Pelni Maumere Kembalikan Uang Tiket
Pemda Sikka dan Tim Satgas Covid-19 Sikka pun sebenarnya telah menyiapkan dua skenario. Pertama, melakukan karantina kapal selama 6 hari dan karantina penumpang selama 14 hari.
Akan tetapi, rencana pemerintah kembali mendapatkan penolakan terkait rencana penggunaan sekolah sebagai lokasi karantina.
Maka pada Selasa (07/04/2020), petugas medis Satgas Covid- 19 dan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) diturunkan ke KM Lambelu yang lempar jauh di tengah laut.
Kurang lebih pukul 11.00 Wita, sampel darah dibawa dari kapal ke pelabuhan untuk selanjutnya dilakukan rapid test.
Kurang lebih pukul 12.30 Wita, aktivitas selesai dan tim medis yang masih di kapal kembali ke pelabuhan.
Pada pukul 13.00 Wita, Bupati dan Forkopimda serta Tim Satgas Covid-19 melakukan pertemuan tertutup di Dinkes Sikka.
Usai pertemuan, kepada awak media Bupati Sikka Robi Idong menyatakan sedang berkoordinasi dengan Gubernur NTT untuk melaporkan hasil rapid test.
“Kita akan jelaskan sebentar tetapi soal Lambelu belum bisa bersandar. Ada keputusan yang harus dipertimbangkan secara matang,” ujar Robi.
Belakangan diketahui, 3 awak kapal terindikasi terjangkit Covid-19. Dalam pertemuan singkatnya dengan DPRD Sikka pada pukul 15.40 Wita, Bupati Robi menyatakan telah menyurati pimpinan Pelni menolak KM Lambelu berlabuh.
“Pelni ingin KM Lambelu kembali ke Makassar karena di sana peralatan lebih canggih sehingga mereka bisa ditangani di sana,” ujarnya.
Pemda Sikka sendiri akan memberikan pembiayaan terhadap warga Sikka yang ada dalam kapal.
Kurang lebih pukul 16.30 Wita, Bupati Robi menggunakan kapal motor cepat Polres Sikka mendatangi KM Lambelu yang buang jangkar di lepas pantai Maumere.
Ia didampingi oleh Danlanal Maumere Totok Nurcahyanto, Kapolres Sikka AKBP Sajimin dan Dandim Sikka Zulnaelendra Utama, serta Kepala Pelni Maumere Surahman.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya di DPRD, Bupati Robi ingin menenangkan warga Sikka yang kebanyakan anak-anak pelajar dan mahasiswa dan membacakan pengumuman dari Gubernur NTT.
Sayangnya, bukannya mendengarkan, para penumpang kapal justru melompat ke laut dan berusaha berenang ke arah kapal yang ditumpangi Bupati Robi. Informasi yang diperoleh VoxNtt.com ada 8 penumpang yang meloncat ke laut.
Tidak hanya itu, sebagaimana video yang beredar mereka pun meneriaki dan berkata kasar kepada para pejabat yang datang.
Pada akhirnya, setelah berunding dengan dengan Forkopimda yang turut serta, Bupati Robi memutuskan memperbolehkan KM Lambelu berlabuh.
Kepada media di Pelabuhan L. Say, Bupati Robi mengaku tidak punya pilihan.
KM Lambelu telah berlabuh di L. Say kurang lebih pukul 22.00 Wita.
Para penumpang asal Sikka rencananya akan dibawa ke lokasi karantina yang telah disiapkan yakni SCC.
Belum diketahui pasti tindakan apa yang akan dilakukan terhadap penumpang asal darah lain seperti Flores Timur dan Nagekeo.
Baca Juga: Bila Ada Warga Nagekeo di KM Lambelu, Gugus Tugas Covid-19 Siap Jemput
Penulis: Are De Peskim
Editor: Ardy Abba