Saputangan Veronika

1/

Di pinggir jalan

Menuju Golgota

Embun berderai seperti sebuah bunyi nafas

Berhenti tujuh kali tiap dini hari

2/

Saya menemukan wajah pasien corona

Di saputangan Veronika

Mereka berderai diruang isolasi

(Para dokter sedang mengusapnya di media sosial

Di surat kabar, di televisi, atau di radio)

3/

Lock down!

Rumah ibadat ditutup

Pasar ditutup

Kantor-kantor ditutup

Negara seperti kota mati

Teriakan mencekam di balik air mata

Yang adalah tobat

4/

Saputangan Veronika

Penuh dengan doa yang berbunyi begini:

Tuhan, jauhkanlah kami dari corona

Kami tidak mau diliput secara lebay

Tuhan, jauhkanlah kami dari corona

Kami tidak ingin diasingkan dari dunia

Tuhan, jauhkanlah kami dari corona

Kami tidak ingin menimbulkan kepanikan massal

5/

Seperti sebuah ritual pemulihan

Menuju rindu paling putih

Tentang tobat dan sesal pada sapu tangan Veronika

Sebelum ratapan kembali menggema di atas salib

Pengampunan menyerupai puisi

Bapa ampunilah mereka sebab mereka

Tidak tahu apa yang mereka lakukan

Ledalero, 2020

Lilin Harapan

Yang terjadi di balik air matamu adalah begini:

Saat kau menggigil kegelapan

Aku datang sebagai lilin kecil

Menawarkan seberkas cahaya dan harapan

Dan kau nyalahkan api

Berdansa, berteriak bahkan bermain dengan bayanganmu sendiri

Setelah itu kau kembali ke katedral

Ke dalam cerita pendek

Menjadi tokoh fiksi

Berharap hidupmu mulai dari nol lagi

Seperti lilin yang mati

Sebelum kehadirannya kau renungi

Ledalero, 2020

Lakon di Rumah Sakit

Tidurnya melintang

Tanpa sepatu atau sandal

Pada rindu bertahun luka

Sejak berada di ruang isolasi

Senyum pun terkubur dalam maut

Sekedar bersalaman

Tidak diulurkan tangan

Atau senyum sedikit pun pada bibir

Hanya air mata tanpa suara yang menyergab

Bahwa hidup akan berakhir sebagai

Seseorang yang terinfeksi coronavirus

Di rumah ini

Lakon hidup berakhir ditempat tidur

Dalam diam yang sepi

Dan jari tangan yang tidak lagi mengetuk pintu-pintu langit

Ledalero, 2020

Sesudah Hari Air Mata

Dahaga hidup yang berkesudahan

Air dalam cangkir itu akan kuregut berulang

Walau ujungnya berakhir dengan air mata

Hari-hari berlalu terkubur dalam binar air mata

Diatasnya kutegukan monumen matahari

Agar mereka yang datang kemudian

Akan mengenal air matanya

Yang dulu mereka titip dalam doa

Air mata duka

Dalamnya pagi hariku berwarna senja

Pada senja itu akan kugambar ulang matahariku

Pada buku-buku yang tidak pernah memastikan

Aku atau duniaku yang sedang terbenam di sana

Ledalero, 2020

Hari Minggu

Aku suka hari Minggu

Hari yang aman mencintaimu di sana

Tidak ada yang abadi

Selain mendengarkan dongeng

Dari kitab tuamu

Sejak corona nongkol

Hari minggu seperti hari mati

Air berkat kedinginan

Bangku-bangku kosong

Sakristi menjadi bilik ganti yang sepi

Dan altar penuh dengan debuh

Di bawah langit-langit rumahku

Kutunggu kapan musim

Saat engkau bongkar lapis-lapis langit

Hingga cuma satu langit

Pada hari minggu yang damai

Ledalero, 2020

*Sonny Kelen Sekarang Tinggal di Unit Gabriel Ledalero