Kupang, Vox NTT- Kepada seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef A Nae Soi (JNS), bersama seluruh staf mengucapkan Selamat Pesta Paskah 2020. Kebangkitan Kristus Membawa Harapan Baru.
Pesan terakhir, “Kebangkitan Kristus Membawa Harapan Baru” itulah sebenarnya yang menjadi inti pesan Paskah tahun 2020 ini.
Ketika Paskah tahun ini dirayakan di tengah virus corona yang menjadi begitu pandemik, pesan ini dengan segera menjadi pesan universal. Ya, pesan untuk semua umat manusia di muka bumi. Nada dasarnya: harapan di tengah keprihatinan.
Kita musti mengetahui dahsyatnya virus corona ini hingga membuat semua umat manusia prihatin. Sampai dengan Senin (13/04/2020) siang, menurut data yang dirilis worldometers.info, di seluruh dunia sudah terdapat 1.853.155 kasus. Jumlah pasien positif corona sebanyak 1.315.283 orang. Jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak 114.247 orang. Sedangkan yang berhasil sembuh sebanyak 423.625 orang.
Di Indonesia ada 4.241 kasus, dengan jumlah pasien positif mencapai 3.509 orang. Korban yang meninggal dunia mencapai 373 orang.
Di NTT, hingga Minggu (12/04/2020), ada lima orang yang positif berdasarkan rapid test, 1 orang positif dari hasil pemeriksaan sampel swab di laboratorium, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 813 orang.
Itu data korban manusia. Tetapi virus corona juga menghantam semua sektor. Tak ayal, banyak pemimpin dunia cepat bereaksi dan beraksi menyelamatkan negara dan warganya. Banyak negara melakukan lock down (menutup) negaranya dari dunia luar.
Ekonomi dunia diperkirakan mengalami kerugian 2,7 triliun dolar. Dengan kurs Rp 15.000 per dolar, maka kerugiannay sekitar 40.500 triliun rupiah. Bayangkan, berapa tahun APBN Indonesia dengan angka ini?
Pariwisata dunia anjlok. Banyak rute penerbangan ditutup. Banyak pekerja hotel dan restoran dirumahkah. Dengan sendirinya mereka kehilangan pendapatan.
Di dunia pendidikan, anak-anak sekolah libur panjang. Sekolah ditutup rapat. Corona mengunci semua manusia di rumah.Tinggal dan bertahan di rumah (stay home). Bahkan juga kerja dari rumah (work from home).
Gambaran-gambaran yang memperlihatkan dampak virus corona ini membuat umat manusia, siapa pun dia, trenyuh. Menarik nafas panjang. Dengan angka kematian sebanyak 114.247 orang, virus corona memang menjadi bencana dunia.
Tetapi kita tidak boleh kalah dengan virus corona. Nyawa boleh melayang, tetapi harapan tidak boleh hilang. Itulah sebabnya Paskah 2020 ini membawa pesan universal di atas, “Kebangkitan Kristus Membawa Harapan Baru”.
Harapan baru ini sangat penting untuk semua orang. Penting karena harapan itu menjadi nafas, roh, spirit untuk bangkit kembali di tengah kegelisahan, kecemasan, bahkan juga keputusasaan.
Di belahan dunia lain, ada menteri kabinet yang bunuh diri membayangkan serba kesulitan yang dihadapi. Ada juga negara yang dengan segera mengeksekusi warganya begitu diketahui positif terpapar corona.
Corona menghancurkan tatanan moral. Corona membunuh humanisme, rasa kemanusiaan banyak pemimpin dunia yang kemudian memutuskan kebijakan yang tidak disangka-sangka.
Tetapi “Kebangkitan Kristus Membawa Harapan Baru”. Semua boleh mati. Tetapi tidak untuk harapan. Dengan harapan itu, kita tidak boleh takut, tidak boleh juga cemas. Ketika kita takut, ketika kita cemas, ketika kita gelisah, maka kondisi itu ikut menurunkan imunitas dalam diri.
Luar biasa ketika Gubernur VBL dan Wakil Gubernur JNS, berkali-kali menegaskan dan meminta warga NTT untuk tidak boleh panik. “Panik itu membuat imunitas kita turun. Kalian kalau tulis berita, jangan tulis yang membuat orang tambah panik, takut. Kalau panik, imunitasnya turun,” kata Gubernur VBL kepada para wartawan dalam jumpa pers dua pekan lalu.
Gubernur VBL betul. Virus corona boleh mengintai, bahkan sekarang sudah menyerang sejumlah orang di NTT. Kita menjadi begitu cemas dan gelisah. Tetapi pesan Paskah memampukan kita untuk bangkit melawan virus mematikan ini.
Bagaimana mengejawantahkan kebangkitan itu? Bangkit dengan cara apa? Banyak modusnya. Bangkit dengan mengikuti semua protokol kesehatan yang sudah dikeluarkan pemerintah. Kalau diminta lebih banyak tinggal di rumah, ikut saja. Stay home itu bukan sekadar supaya kita tidak keluar rumah. Stay home itu juga bermakna stay healthy (tetap sehat).
Kalau diminta menghindari kerumunan massa, taati saja. Kita salut dan memberi apresiasi yang luar biasa kepada aparat kepolisian, TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja yang tidak kenal lelah menelusuri jalan, lorong dan gang untuk memastikan tidak ada warga yang duduk bergerombol. Apalagi duduk bergerombol sambil menenggak minuman keras seperti di banyak tempat di NTT.
Kalau diminta pakai masker; ketika berada di area publik, cari atau buat masker dan pakai. Jangan busung dada dan gara-gara tidak mau pakai masker.
Bangkit juga dengan menyatakan solidaritas dan soliditas di antara kita. Solidaritas dan soliditas itu menyata dari simpati, empati, kepedulian kita baik terhadap mereka yang berjuang di garda depan melawan virus, seperti para dokter, perawat, mereka yang bertugas di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 maupun mereka yang menjadi orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), bahkan yang positif terpapar virus corona, mereka yang dirawat di rumah sakit.
Meminjam bahasa juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si, virus corona musti juga melahirkan virus kemanusiaan di antara kita. Betul, virus corona harus juga menularkan virus simpati, empati di antara kita.
“Saat ini kita sudah memiliki 1 pasien yang positif tertular virus corona. Untuk itu kami mengharapkan supaya kita semua memberi dia dukungan moril; memberi dia harapan dan tidak membuli dia di facebook, twiter atau instagram. Mari kita bersatu padu menolong saudara-saudara kita; bapa, mama kita yang kebetulan statusnya ODP, PDP ataupun yang tertular virus corona,” tandas Marius kepada pers di Ruang Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Minggu (12/04/2020) malam.
Marius benar. Sama saudara kita yang positif terpapar virus corona, mereka yang terkategori ODP atau PDP tentu tidak ingin dan tidak pernah berharap akan bernasib sial seperti ini. Maka ketika dia, mereka, lagi menjalani perawatan intensif di rumah sakit, atau sedang melakukan karantina, sikap kita yang benar bukan mengutuk, mencerca, atau menghakimi mereka. Sikap kita yang benar adalah memberi dukungan moril, memberi semangat dan menyatakan simpati dan empati kepada dia, kepada mereka.
Di banyak tempat di NTT, ada di antara kita, bahkan keluarga sendiri menolak sama saudara kita yang datang dari luar NTT. Penolakan ini ekspresi kecemasan dan ketakutan yang berlebihan dan tidak berdasar. Maka ketika ada sosialisasi dari petugas kesehatan tentang virus ini dengan segala seluk beluknya, dengar dan paham baik-baik sehingga tidak termakan isu murahan yang lebih banyak menyesatkan.
Pesan simpati datang dari Gubernur VBL. Gubernur meminta jangan menolak saudara-saudara kita yang datang dari luar NTT. Jangan menolak ODP, PDP. Terkategori ODP atau PDP belum tentu positif. Positif atau tidak itu hanya dibuktikan melalui pemeriksaan sampel swab (cairan di tenggorokan) di laboratorium.
Karena itu jangan menghakimi tanpa alasan. Tunjukkan simpati, empati kita dengan meminta mereka yang datang dari luar NTT untuk melapor diri di aparat pemerintah, dengan penuh kesadaran memeriksa diri di puskesmas, rumah sakit. Dorong mereka secara persuasif untuk melakukan karantina mandiri. Tegur mereka ketika mereka lalai.
Hari ini sudah satu warga NTT yang positif corona. Harapan kita sama, semoga pasien dengan kode 01 ini segera sembuh dan sehat seperti sedia kala. Semoga juga hanya dia seorang yang positif dari hasil pemeriksaan laboratorium. Kita lain, janganlah jadi korban corona. Maka, jaga diri. Stay healthy and stay home. (VoN)