Borong, Vox NTT-Dalam upaya pencegahan dan penyebaran virus corona atau Covid-19, dua pelajar Sekolah Dasar Negeri Ketang, Desa Golo Tolang, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur meracik minuman tradisional atau jamu, Jumat (24/04/2020).
Ramuan ini dipercaya dapat meningkatkan imun atau kekebalan tubuh.
Itulah yang dilakukan Elciani Apolonia Elen (12) dan Maria Calnia Beos (11). Dua siswi kelas VI SD ini tampak bersemangat untuk meracik ramuan tradisional dari bahan-bahan lokal yang ada sekitar pekarangan rumah mereka.
Pantauan VoxNtt.com, pembuatan ramuan tradisional itu didampingi oleh guru SDN Ketang Yakobus Ano, orangtua Anastasia Ona (35) Maksimian Seong (36) dan awak media.
“Ini kita buat secara sederhana. Bahan-bahan yang disiapkan seperti kunyit, halia, temulawak, sere merah dan gula merah,” terang Elciani.
Ia menjelaskan, bahan-bahan yang dipersiapkan harus dalam kondisi yang baik. Hal itu akan sangat mempengaruhi kasiat dari minuman itu sendiri.
“Harus dicuci bersih. Setelah itu kita parut, bisa juga kita iris kecil-kecil lalu masak sampai mendidih. Tetapi kami tadi pakai parut. Setelah semuanya diparut, kita larutkan dengan air panas,” jelasnya.
“Nah kita diamkan selama beberapa menit. Setelah itu kita saring airnnya dan siap dikonsumsi. Kita minumnya waktu masih hangat,” tambahnya.
Ramuan itu jelas Elciani, selain prosesnya tidak membutuhkan waktu yang lama, juga bahan-bahannya sangat mudah didapat.
Senada juga disampaikain Maria Calnia Beos. Ia mengatakan racikan ramuan itu merupakan pengalaman orangtua mereka yang diwariskan secara turun-temurun.
“Mama yang latih kami buat jamu. Biasanya kalau sebelum bekerja atau pulang dari kebun mereka minum. Ini bertujuan untuk memulihkan tenaga dan meningkatkan stamina tubuh,” katanya.
Dikatakannya, minuman tradisional itu sangat cocok dikonsumsi dua kali dalam sehari, yakni saat pagi dan sore hari.
Maria pun berharap virus corona segera berakhir, sehingga mereka bisa kembali bersekolah dan bertemu dengan sahabat dan para pendidik di sekolah itu.
“Saya harap, teman-teman tetap belahar, cuci tangan pakai masker dan tetap menjaga kesehatan,” ujarnya
Ikut Anjuran Presiden Jokowi
Sementara Yakobus Ano mengatakan, pembuatan minuman tradisional itu merupakan bagian dari pembelajaran muatan lokal dengan memanfaakan potensi yang ada di lingkungan sekitar.
Apalagi kata pria yang kerap disapa Ano itu, racikan ramuan tradisional merupakan anjuran dari Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan, agar memanfaatkan potensi lokal untuk peningkatan daya imun tubuh demi mencegah terjangkitnya virus corona.
“Kami mencoba mengangkat ini kepada siswa kami dengan memanfaatkan bahan baku dari komponen-komponen yang ada. Rencananya kita akan dibagikan kepada masyarakat di sini,” ucapnya.
Ia menambahkan, racikan minuman yang juga dipercaya bisa menyebuhkan penyakit seperti lambung dan perut kembung itu, merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran home visit (kunjungan rumah) peserta didik.
Yang mana jelas dia, tertera dalam surat edaran dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Matim nomor: 420/609/PPO/IV/2020, tentang perubahan surat edaran nomor: 420/544/PPO/IV/2020 terkait pelaksanaan kebijakkan pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus corona di Kabupaten Manggarai Timur.
Dikatakannya program pembelajaran kunjungan rumah akan berlangsung sampai 30 Mei selama hari efektif.
Pengorbanan Mesti Diperhatikan
Sementara itu, pemuda Desa Golo Tolang Elvis Jehama menilai kegiatan pembelajaran kunjungan rumah merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap masa depan generasi bangsa.
Baca: Corona Merebak, Guru SDN Ketang Matim Gelar Pembelajaran Kunjungan Rumah
Hal itu juga jelas dia, sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Saya melihat home visit yang dilakukan oleh para tenaga pendidik SDN Ketang sangat luar biasa. Mengapa? Ada rasa ketulusan dan keikhlasan mereka untuk para sisiwa yang saat ini lagi dikarantina untuk mencegah penyebaran Covid-19,” ujarnya.
Pengorbanan para guru tambah alumni Undana Kupang itu, meski diperhatikan oleh pemerintah sebagai bentuk dukungan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Semoga semangat juang yang terpatri dalam sanubari para guru menjadi lonceng keselamatan genarasi bangsa ini agar terus menjaga kualitas dan meningkatan kadar intelektualitas sumber daya manusia di era digital seperti sekarang ini,” tukasnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba