Kupang, Vox NTT – Ikatan Mahasiswa Pendalaman Iman Keuskupan Ruteng (Tamisari) Kupang turut berkomentar terkait rencana pembangunan pabrik semen di Luwuk dan Lingko Lolok, Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur.
Ketua Tamisari Kupang Adeodatus Syukur mendesak Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bupati Manggarai Timur Andreas Agas untuk menghentikan rencana pembangunan pabrik semen tersebut.
Adeodatus menegaskan, kehadiran pabrik semen di Manggarai Timur yang diwacanakan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat merupakan petaka dan awal penderitaan bagi masyarakat.
Hal itu tegas Syukur, harus didasari beberapa kajian yakni :
Pertama, Luwuk dan Lingko Lolok merupakan areal pertanian yang menjadi sumber kehidupan masyarakat (petani) setempat.
“Dengan hadirnya pabrik semen tersebut membuat mereka menderita karena kehilangan mata pencarian dan penghasilan yang menjadi sumber kehidupan mereka selama ini,” tegas Adeodatus kepada VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Minggu (10/05/2020).
Kedua, kehadiran pabrik semen juga mambawa dampak buruk terhadap kerusakan lingkungan hidup.
“Seperti hilangnya mata air yang ada pada sungai bawah tanah, mata air yang telah lama ada akan hilang dan berdampak pada proses produksi lahan pertanian menjadi tidak produktif, adanya debu yang berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat dan tentunya akan menyebabkan masyarakat terserang penyakit sesak nafas dan lain-lain,” katanya
Ketiga, berkaca pada aktivitas penambangan yang terjadi selama ini, ternyata tidak memberikan dampak terhadap perekonomian masyarakat setempat menjadi lebih baik.
“Justru yang mendapat keuntungan besar adalah pengusaha atau investor,” tegasnya.
Keempat, kehadiran pabrik semen juga memicu terjadinya konflik horizontal karena adanya pro dan kontra di kalangan masyarakat.
“Berdasarkan kajian di atas, dengan tegas saya, mendesak Gubernur NTT dan Bupati Manggarai Timur untuk menghentikan wacana pembangunan pabrik semen di Luwuk dan Lingko Lolok, Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Manggarai Timur,” tutup Adeodatus.
Penulis: Tarsi Salmon