Kefamenanu, Vox NTT-Jumlah kredit bermasalah di Bank NTT Cabang Kefamenanu, Kabupaten TTU saat ini menunjukkan tren meningkat. Itu terutama untuk debitur yang berwirausaha di bidang jasa perhotelan, angkutan, kos-kosan dan restoran.
Selain itu peningkatan angka kredit bermasalah juga terdapat pada toko yang menjual alat elektronik dan alat tulis kantor.
“Jadi kita dapat tekanan kreditnya dari situ, beberapa sektor itu yang angka kredit bermasalahnya meningkat,” jelas Pimpinan Bank NTT Cabang Kefamenanu Edy Ganggus saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Kamis (14/05/2020).
Edy menuturkan, penyebab utama kredit bermasalah terletak pada kemampuan dan kemauan dari debitur guna menyetor angsuran.
Bagi debitur yang tetap mau menyetor, namun kemampuan finansial sudah tidak mencukupi lantaran usaha mengalami kemacetan, jelasnya, diberikan penangguhan pembayaran dan atau penjadwalan ulang waktu pembayaran.
Sementara bagi yang enggan untuk membayar meski secara finansial masih mampu, digunakan pendekatan secara hukum. Itu melalui gugatan sederhana di pengadilan serta dilakukan pelelangan terhadap barang jaminan.
“Yang paling banyak itu kita lakukan pendekatan persuasif untuk jual (barang jaminan) di bawah tangan atas kesepakatan kedua belah pihak,” tutur Edy.
Lebih lanjut Edy menuturkan, untuk tahun 2020 pihaknya diberi target laba sebesar Rp 46 Miliar.
Namun di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Edy mengaku pihaknya akan kesulitan untuk mencapai target tersebut. Sehingga besaran target pencapaian laba tersebut harus direvisi kembali.
“Ketika kita membuat target ini kita menggunakan indikator makro tahun 2019, kita prediksi kondisi 2020 akan seperti apa namun di luar dugaan kita terjadi kondisi yang tidak bisa kita prediksi seperti Covid-19 saat ini sehingga perlu kita tinjau kembali,” tuturnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba