Betun, Vox NTT- Di kepala Rina Nahak hanya menggema misi kemanusian, meski banjir bandang di depan mata.
Ia kerap rela menerobos banjir bandang demi membantu kesembuhan sesama yang membutuhkan.
Walau ia tahu, nyawa pasti menjadi taruhannya jika tidak hati-hati saat menyeberangi air banjir.
Pemilik nama lengkap Maria Hoar Nahak itu adalah seorang perawat yang bertugas di Puskesmas Tafuli, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka, NTT.
Baca: Demi Tugas Kemanusiaan, Tiga Tenaga Kesehatan di Malaka Rela Menerobos Banjir
Aksi nekat Rina Nahat dalam menerobos banjir sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Pada Jumat, 22 Mei 2020 lalu, ia dan dua teman kerjanya rela menerobos banjir bandang di Kali Beon, yang berada di wilayah itu.
Ketiganya rela menerobos arus air Kali Beon demi membantu ibu hamil yang hendak melahirkan di seberang kali, tepatnya di Kampung Beamuti.
Rina Nahak mengaku, menerjang banjir di Kali Boen sudah hal biasa. Mereka sudah sering melawatinya, kendati banjir.
Ia tidak hitung tentang banjir itu karena sudah terbiasa. Di benaknya, hanya tugas kemanusiaan yang paling utama.
“Itu profesi saya dan sudah menjadi panggilan hidup. Tugas melayani pasien adalah utama. Sejak 2017, saya sudah sering menerjang banjir saat musim hujan, jika mendapat panggilan pelayanan di Kampung Beamuti,” tutur alumnus Stikes Bhakti Mulia Pare Kediri tahun 2013 itu kepada VoxNtt.com saat dihubungi melalui telepon, Minggu (24/05/2020).
Rina Nahak mengatakan, Kampung Beamuti sebelah Kali Beon memang tergolong masih isolasi.
Akses satu- satunya jika ke Puskesmas Tafuli harus melewati Kali Boen. Jika musim hujan, kata dia, otomatis masyarakat tidak bisa keluar dari Kampung Beamuti.
“Jalan satu-satunya ya harus langgar Kali Boen. Tidak ada jalan lain. Jadi jika ada pasien, kami harus menerjang banjir. Kalau tunggu sampai surut, maka pasien terlambat ditolong dan itu fatal bagi kami,” kata Rina Nahak.
Rina Nahak sendiri adalah tenaga kesehatan Puskesmas Tafuli yang berstatus Kontrak Daerah (Teda) Kabupaten Malaka sejak tahun 2017.
Rina Nahak menambahkan, pada Jumat kemarin, ia dan rekan-rekanya masing-masing Elenora Un dan Charisia Carol Bana rela menerobos banjir untuk membantu ibu hamil yang hendak melahirkan di Kampung Beamuti.
Untuk melewati banjir, ketiganya dibantu seorang petugas kesehatan pria. Dia adalah Finsensius Nayuf yang berprofesi sebagai petugas laboratorium di Puskesmas Tafuli sejak tahun 2019.
Pria kelahiran Ayotupas, Kabupaten TTS itu masuk dalam tim pelayanan ke Kampung Beamuti.
Dialah yang membantu 3 srikandi dari Puskesmas Tafuli menyeberangi Kali Boen.
“Itu sudah hal biasa. Kalau musim hujan tiba otomatis banjir. Jika ada panggilan mendadak saat itu, kami yang bertugas pasti siap melaksanakannya. Banjir bukan alasan, kami upayakan untuk menyebrang karena pasien sudah menunggu,” ujar Finsensius saat dihubungi VoxNtt.com.
Sejauh ini memang pemerintah belum membangun jembatan di atas kali tersebut. Akibatnya, setiap kali musim hujan menyulitkan warga untuk menyeberangi kali, termasuk Rina Nahat dan teman-temannya saat memberikan pelayanan kesehatan.
Sebab itu, Finsensius mengharapkan agar Pemkab Malaka bisa membangun jembatan di Kali Beon untuk memudahkan akses pelayanan kesehatan dan urusan transportasi masyarakat setempat.
“Kami butuh jembatan saja karena ini Ambulance tidak bisa lewat kalau banjir. Terpaksa kami petugas turun untuk menerjang banjir. Kalau pun pakai motor, setelah disebrangkan, jalanan pun licin sekali. Terpaksa kami jalan kaki masuk kampung,” cerita Finsensius, alumnus Universitas Indonesia Timur Makassar itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka, drg. Frida Fahik saat dihubungi VoxNtt.com terkait pelayanan Puskesmas Tafuli yang kesulitan akses jalan itu, berjanji akan mengatur ulang hal teknisnya.
“Ya, teknisnya nanti kami atur lagi agar ada petugas diseberang atau yang sakit dirujuk ke puskesmas sebelum melahirkan,” kata Kadis Frida Fahik.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba