Betun, Vox NTT- Salah satu pegiat sosial, Anny Leong menyebut hingga kini masih banyak rakyat di Kabupaten Malaka yang hidup dalam kemiskinan.
Meski belum memiliki data riil, namun pegiat sosial pemilik nama lengkap Valentin Nahak itu mengaku, ia menemukan masih banyak rakyat Malaka yang terus dihantui cerita miris kemiskinan.
Baca: Anny Leong: Bantu Orang Susah, Ada Kepuasan Hati
Kata dia, setiap kali menelusuri beberapa daerah di Malaka untuk bersedekah, ia menemukan masih ada anak yatim dan kaum renta yang hidupnya jauh dari kesejahteraan. Mereka harus berjuang untuk bertahan hidup, di atas tanah Malaka yang berkelimpahan.
Baca: Kisah Anny Leong Bersua Muka dengan Janda Tua
Di Desa Saenama Kecamatan Rinhat misalnya, sebut Anny Leong, ada Nenek Yuliana Rika Seran, janda tua yang hidup dan merawat 6 orang cucunya. Ia sudah hidup menjanda selama belasan tahun.
Baca: Anny Leong Bantu Sembako untuk Seorang Nenek di Desa Saenama
“Pengakuan nenek Yuliana, dia tidak pernah mendapatkan bantuan apa pun dari pemerintah,” cerita Anny Leong kepada VoxNtt.com, Senin (25/05/2020).
Wanita berparas cantik asal Laran, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah itu mengangkat kisah gempuran kemiskinan lain yang ia temukan.
Kata dia, di Desa Alkani Kecamatan Wewiku ada juga Nenek Maria Hoar Sala. Nenek Maria sudah tua dan harus hidup dan merawat cucunya Julita.
“Tapi syukur, kemarin ketika saya berkunjung ke rumahnya, beliau bercerita bahwa dirinya mendapat dana bantuan Covid-19 dari Dinas Sosial,” ungkap Anny Leong.
Ia juga menyentil keadaan miris Miguel sang pejuang Merah Putih bekas Tim- Tim yang tinggal di gubuk reyot di atas tanah pemerintah.
Miguel bersama istri dan 7 orang anaknya tinggal dalam gubuk yang jauh dari kata layak huni.
Baca: Miguel, Pejuang NKRI di Timor Leste yang Hidup di Gubuk Reyot dan Tak Punya Tanah
Miguel adalah warga Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.
Senasib dengan Miguel, ada di Desa Kletek, Wilhelmus Ati (72) dan istrinya Lidia Abuk (69).
Sepasang suami istri lansia itu tinggal berdua di gubuk reyot. Mereka adalah warga bekas jajak pendapat Timor – Timur yang kini sudah sah menjadi warga Negara Republik Indonesia.
“Keluarga Miguel dan pasangan suami istri Wilhelmus Ati dan Lidia Abuk ini harusnya diperhatikan kesejahteraannya oleh pemerintahan Malaka. Mereka berjuang mempertaruhkan nyawa demi Merah Putih,” ujar Anny Leong datar.
Menurut Anny Leong, masih banyak ketimpangan sosial di Kabupaten Malaka. Masih banyak masyarakat susah yang hidup di atas tanah Malaka yang subur.
“Saya mempunyai jadwal khusus tiap minggu adalah mengunjungi orang – orang susah yang butuh uluran tangan orang lain. Aktivitas itu adalah niat pribadi yang sudah saya lakukan sejak lama,” katanya.
“Saya bantu seadanya sesuai kemampuan saya. Masyarakat kita sebenaranya tidak butuh bantuan terus. Mereka itu butuh kebijakan dari program kerja pemerintah untuk kesejahteraan mereka. Harusnya pemerintah memikirkan itu untuk bertindak,” imbuh alumnus Universitas Nusa Cendana Kupang itu.
Selain itu, Anny juga menyentil anak – anak yatim yang juga masih luput dari perhatian pemerintah.
Padahal menurut dia, anak – anak itu bersekolah dan cukup berprestasi di sekolah mereka.
“Mereka itu adalah generasi penerus dan aset Sumber Daya Manusia untuk Malaka. Harusnya pemerintah membantu sekolah mereka, bantu pangan mereka dan segala keperluan lainnya. Tujuan agar mereka itu tugasnya hanya belajar saja, sehingga tidak terbentur jam belajar mereka dengan pekerjaan serabutan demi sesuap nasi,” usul Anny Leong.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba