Ruteng, Vox NTT- Gubernur Nusa Tenggara Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan, pihaknya akan menghitung secara cermat di balik rencana penambangan batu gamping dan pabrik semen di Manggarai Timur (Matim).
Hitungan cermat itu, tegas dia, tentu saja dengan melihat hal-hal yang menguntungkan Provinsi NTT. Jika memang menguntungkan, kata dia, maka itu yang dipilihnya sebagai Gubernur NTT.
“Saya pikir itu yang saya ambil sebagai Gubernur. Kita akan putuskan, mana yang secara lebih untuk perbaikan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan kesehatan,” kata Gubernur Viktor saat diwawancarai awak media di Aula Missio Unika St. Paulus Ruteng, Kabupaten Manggarai, Selasa (23/06/2020) sore.
Kembangkan Pertanian dan Pariwisata
Sementara itu, dalam sambutannya Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat, Pr mengusulkan agar Gubernur Viktor mengembangkan pertanian dan pariwisata di NTT.
Menurut Uskup Sipri, pertanian adalah mata pencaharian utama masyarakat NTT. Sektor ini mesti menjadi pusat perhatian dalam pembangunan.
Ia pun mengusulkan agar Gubernur Viktor bisa membangun sarana sumber air secara masif untuk sektor pertanian. Itu seperti bendungan, waduk dan sumur bor.
Kemudian, ada peningkatan nilai tambah produk pertanian lokal melalui penyediaan sarana dan pelatihan keterampilan dan pengolahan pasca panen.
Tak hanya itu, Uskup Sipri mengusulkan adanya pengembangan pertanian organik yang intensif di NTT. Hal ini tentu saja yang bisa mendatangkan hasil ekonomis yang berkelanjutan, berwawasan ekologis, dan mendukung kesehatan manusia.
“Penyedian dukungan modal usaha tani melalui bank NTT yang mudah diakses, sehingga petani tidak terjerat praktik ijon dan rentenir,” tambah Uskup Sipri.
Ia pun mengapresiasi pelbagai gebrakan pembangunan pertanian Pemerintah Provinsi NTT.
Potensi pariwisata juga dinilai Uskup Sipri sebagai potensi besar untuk masyarakat NTT. Itu seperti terlihat dalam geliat pariwisata superpremium di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).
Kemudian, kata dia, pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus Golomori, dan pengembangan kawasan pariwisata Labuan Bajo Flores melalui Badan Otorita Pariwisata (BOP).
“Kami mendukung pengembangan pariwisata demi kesejahteraan manusia yang utuh dan terintegrasi dengan keutuhan ciptaan,” ucap Uskup Sipri.
Karena itu menurut dia, pariwisata tidak boleh hanya berorientasi pada kesejahteraan ekonomi semata. Tetapi diperlukan partisipasi masyarakat lokal, integrasi nilai kultural dan spiritual setempat, dan pelestarian lingkungan alam dalam seluruh pembangunan pariwisata.
“Secara khusus kami berterima kasih pada Bapak Gubernur NTT yang telah mengambilalih pengelolaan Pantai Pede untuk menjadi ruang terbuka yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas, dan terutama rakyat sederhana,” kata Uskup Sipri.
Penulis: Ardy Abba