Kefamenanu, Vox NTT-DR. Ir. Stefanus Sio tersenyum ramah saat ditemui wartawan VoxNtt.com di ruang kerjanya di fakultas Pertanian Universitas Negeri Timor di Kota Kefamenanu kabupaten TTU, Jumat(26/06/2020).
Stef yang saat ini menjabat sebagai dekan fakultas pertanian tersebut beberapa waktu lalu berhasil terpilih sebagai Rektor Unimor periode 2020-2024.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini, Stef berhasil meraih kursi orang nomor satu di universitas yang terletak di perbatasan RI-RDTL tersebut, setelah menyisihkan Prof. Sirilus Seran dan DR. Bernadete Barek Koten dalam pemilihan rektor yang digelar beberapa waktu lalu.
Stef memperoleh 16 suara (suara senat+35 persen suara dari Menteri Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Nadiem Makarim), Prof. Sirilus memperoleh 3 suara dan DR. Bernadete Koten meraih 2 suara.
Stef dalam bincang-bincang kami siang itu menuturkan, awal menjajaki karirnya dimulai dengan menjadi guru yayasan pada SMK Katolik St.Pius X Insana. Itu setelah dirinya selesai menjalani studi S1 pada fakultas peternakan Undana Kupang pada tahun 1992.
“Waktu itu kepala sekolahnya (SMK St.Pius X Insana) pak Anton Napa, saya sebagai ketua program studi peternakan di sana” tutur pria kelahiran Kiupasan,31 Desember 1967 itu.
Doktor Stef menambahkan, setelah beberapa tahun mengabdi sebagai guru yayasan, pada tahun 1997 dirinya pun berniat mengadu nasib dengan mengikuti tes sebagai Pegawai Negeri Sipil di propinsi Timor-Timur (Sekarang Negara Timor Leste).
Namun niatnya untuk menjadi seorang PNS di pemerintah daerah Timor Timur tak kesampaian. Akhirnya ia pun mencoba melamar sebagai dosen di Universitas Timor Timur dan langsung diterima.
“Waktu tahun 1999 ada pergolakan di Timor Timur akhirnya kita harus mengungsi dan mahasiswa yang waktu itu sudah selesai proses perkuliahan di sana kita sepakat untuk tuntaskan di Kupang,” kenangnya.
Pada tahun 2000 usai mewisudakan para mahasiswa yang berasal dari Untim tersebut, dirinya dan beberapa dosen senior sepakat untuk melanjutkan misi dan karya Universitas Timor Timur.
Dia bersama almarhum doktor Arnoldus Klau Berek dan beberapa dosen lainnya sepakat membuat proposal untuk dikirim ke Kopertis.
Dari Kopertis, kenangnya, menyetujui usulan yang disampaikan tersebut dan mendirikan Universitas Timor di Kota Kefamenanu yang berdiri hingga saat ini.
“Waktu itu dosen dan karyawan memang terbatas, jadi saya menjabat keprodi peternakan merangkap wakil dekan bidang akademik, bapak Arnol (Almarhum) menjabat keprodi Agroteknologi merangkap dekan Faperta” kisahnya.
Doktor Stef mengisahkan, setelah beberapa saat menjabat sebagai Keprodi Peternakan, ia akhirnya dipercayakan menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian.
Itu setelah Doktor Arnoldus Klau Berek menjabat sebagai Rektor Unimor (saat masih berstatus universitas swasta).
Tahun 2008, Stef melanjutkan studi S2 di Udayana Bali dan selesai tahun 2010.
Usai melanjutkan studi, dirinya masih kembali untuk mengabdi di Universitas Timor dan akhirnya kembali melanjutkan studi S3 di Udayana Bali pada tahun 2012 dan selesai tahun 2016.
“Setelah kembali dari studi,kembali dipercayakan sebagai dekan (fakultas peternakan) hingga akhirnya kemarin terpilih sebagai Rektor” ujarnya.
Fokus Peningkatan SDM dan Infrastruktur
Hingga kini jumlah dosen di Universitas Negeri Timor sebanyak 218 orang. Dari jumlah tersebut, yang menyandang gelar S2 (Magister) sebanyak 191 orang. Sementara yang menyandang gelar S3 (doktor) sebanyak 13 orang.
Stef menegaskan, program kerja selama memimpin Unimor 4 tahun ke depan salah satunya menargetkan penambahan jumlah dosen yang bergelar doktor sebanyak 10 orang.
“Tergantung dari prosesnya, kurang lebih tambah 10 orang lagi” pintanya.
Ia menambahkan, hingga saat ini di Unimor baru terdapat 1 orang guru besar yakni Profesor Sirilus Seran.
“Ada beberapa orang dosen S3 yang sudah siap untuk menjadi guru besar, yang baru pulang ambil S3 akan kita fasilitasi untuk mengurus jabatan fungsional ke Lektor kepala” ujarnya.
Peningkatan Infrastruktur
Doktor Stef dalam masa kepemimpinannya akan serius meningkatkan infrastruktur penunjang pendidikan.
Tahun ini, katanya, mulai dibangun gedung berlantai tiga untuk fakultas pertanian.
Ia berharap pembangunan gedung fakultas pertanian bisa diselesaikan tahun ini sehingga masalah keterbatasan ruang kuliah yang selama ini dikeluhkan bisa teratasi.
Setelah pembangunan gedung Fakultas Pertanian selesai, tuturnya, maka pada tahun berikutnya akan direncanakan pembangunan gedung rektorat dan fakultas yang lainnya.
“Faperta itu gedung baru ada 3 lantai, jadi kalau selesai dibangun berarti ruangan yang saat ini dipakai fakultas pertanian bisa digunakan kembali fakultas lainnya” tuturnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Irvan K