Betun, Vox NTT-Sejauh ini baru ada dua paket bakal calon Bupati dan wakil Bupati Malaka yang sudah memenuhi syarat untuk mendaftar di KPU Malaka.
Di kubu penantang ada paket SN-KT (Simon Nahak-Kim Taolin). Paket ini sudah mengantongi SK dari beberapa partai yakni, PSI, Perindo dan terakhir PKB.
Sedangkan di kubu petahana, ada SBS-WT (Stef Bria Seran-Wande Taolin) yang diusung partai Golkar (8 kursi DPRD). SBS-WT juga mendapat sinyal kuat dukungan dari partai Nasdem dan partai Demokrat.
Melihat geliat Pilkada Malaka yang ramai diperbincangkan di media sosial maupun dalam diskusi langsung di masyarakat, Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran mengimbau agar tetap berpartisipasi dalam demokrasi, namun harus menghindari fitnah.
Menurut dia, fitnah dalam ruang politik justru mengaburkan kebenaran terkait kualitas masing-masing calon.
“Kepada semua kandidat agar menghindari kampanye hitam dengan hanya menjelekkan orang lain, padahal era kampanye adalah saat para kandidat menawarkan program kepada rakyat agar rakyat memilihnya,” ujar Stefanus Bria Seran, Minggu (12/07/2020).
Mantan kepala dinas kesehatan provinsi NTT itu juga menghimbau agar masyarakat Malaka tidak boleh mengonsumsi berita yang kebenarannya masih diragukan. Bupati Malaka itu mencontohkan, terkait dugaan Korupsi yang akhir-akhir ini viral diwartakan.
“Promosikan figur anda dengan tawaran program. Korupsi itu kejahatan luar biasa dan kita wajib memberantasnya, namun harus disertai bukti, agar tidak terkesan meraba-raba saja. Hindari berita-berita seperti itu,” ujarnya menegaskan.
Bupati Stef menyampaikan, berita korupsi yang sekarang ramai diperbincangkan di Malaka adalah murni tindakan individu. Stefanus, menjabarkan dua penyebab seseorang melakukan Korupsi.
“Ada 2 penyebab yaitu kesempatan dan niat. Bupati wajib cegah korupsi dengan menata sistem serta mengingatkan terus para pejabat dan para ASN untuk tidak boleh korupsi, tetapi bila mereka melakukan itu urusan pribadi mereka dan yang menanganinya adalah aparatur penegak hukum sesuai mekanisme berdasarkan ketentuan,” kata Bupati yang akrab disapa SBS itu.
Ia juga menegaskan, oknum yang gemar memfitnah adalah orang biadab dan tidak beradab.
“Orang seperti itu biadab, tidak berpendidikan, tidak beradab dan primitif. Negara kita negara hukum jadi semua orang harus patuh pada hukum,” tutup Bupati Malaka.
Penulis : Frido Umrisu Raebesi
Editor: Irvan K