Maumere, VoxNtt.com- Enam pasien terakhir di Sikka akhirnya dinyatakan sembuh. Mereka dipulangkan ke rumah masing-masing pada Senin (20/7/2020).
Artinya saat ini tak ada pasien COVID 19 di Sikka. Meski demikian, ada cerita berbeda dari 6 pasien tersebut bila dibandingkan dengan 21 pasien yang telah sembuh dan dipulangkan.
Pasalnya, mereka didiagnosis memiliki ‘bangkai’ Corona atau COVID 19 dalam tubuh. Kesimpulan tersebut diambil lantaran setelah menjalani 12 kali pemeriksaan swab, hasilnya tetap positif.
Terkait hal itu, dr. Asep Purnama selaku Tim Medis Satgas COVID 19 Sikka menjelaskan pihaknya punya alasan sendiri.
“Kalau pun hasil swab positif tetapi tidak bergejala setelah 10 hari sudah tidak menular lagi alias sudah mati,” ungkap Asep kepada VoxNtt.com di pelataran Ruang Isolasi RSUD dr. T.C. Hillers Maumere.
Dikatakannya pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi materi genetik sel, virus atau pun bakteri penyebab suatu penyakit.
COVID 19 bisa dideteksi dari materi genetik virus SarCov2. Akan tetapi, apakah materi genetiknya hidup atau sudah mati tidak bisa diketahui hanya dengan PCR Test.
Ditambahkannya, beberapa tempat meneliti pembiakan virus ini misalnya di Singapura oleh National Center of Infectional Desease. Hasilnya, setelah 10 hari virus tersebut sudah mati dan tidak bisa dibiakkan alias tidak menular lagi.
Akhirnya, WHO mengambil pedoman baru. Kalau tidak bergejala, setelah 10 hari boleh dipulangkan dan tidak perlu diisolasi lagi. Artinya, tidak perlu menunggu sampai PCR negatif.
“Kasus kita ini sudah 2 bulan. PCR positif karen mendeteksi materi genetiknya. Kita mengikuti apa yang disampaikan WHO dan Pedoman Revisi Ke 5 Kementerian Kesehatan,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu pasien yang dipulangkan, Veni Febriani mengaku sehat. Selama berada di ruang isolasi tidak menunjukkan gejala COVID 19. Ia mengaku berat badannya naik 5 kg.
Penulis: Are De Peskim
Editor: Irvan K