Betun, Vox NTT-Imam atau lazim disebut pastor adalah orang yang diberikan wewenang untuk menyelenggarakan upacara keagamaan.
Jabatan atau kedudukan mereka disebut imamat, istilah yang juga dapat digunakan secara kolektif.
Imam bertugas di meja sakramen dan mengucapkan doa-doa sakramen.
Mereka dapat mempersiapkan dan mengedarkan sakramen.
Mereka juga dapat membaptis, menganugerahkan Imamat Harun, dan menahbiskan diaken, pengajar, dan imam lainnya.
Selain tugas sakramen, imam Katolik juga dapat melakukan kegiatan kemasyarakatan lainnya, kecuali hal perkawinan.
Namun tidak hanya sampai di situ tugas pastor di mata RD. Yudel Fon Neno.
Imam muda di Paroki Santa Maria Fatima Betun, Keuskupan Atambua memanfaatkan waktu luang untuk menjadi sopir dump truck.
Di Paroki Betun memang terpantau sedang ada pembangunan Gereja baru.
Pembangunan Gereja ini tentu saja membutuhkan material terutama pasir kali.
Melihat hal itu, Pastor Fon Neno ikut membantu para tukang untuk melancarkan proses pembangunan Gereja.
Terkadang ia ikut sebagai buruh kasar mengangkat campuran beton.
Menariknya, dia kerapkali menjadi sopir dump truck yang mengangkut pasir di Kali Benenain. Letaknya tidak jauh dari Gereja Betun.
Menjadi sopir tentu saja aktivitas yang jauh dari tugasnya sebagai pelayan sakramen di Paroki Santa Maria Fatima Betun.
Disaksikan VoxNtt.com, Sabtu (25/07/2020), di lokasi galian pasir Kali Benenain, Pastor Fon Neno tampak ikut mengantre untuk memuat pasir.
Dia tampak dengan sabar ikut menanti giliran excavator mengisi pasir di mobilnya. Ia tampak tidak memberitahukan identitasnya sebagai seorang pastor.
“Baru mau dua ret adik. Ini bagain dari merasakan situasi pekerjaan di Benenain sekaligus mengisi waktu luang saya di Pastoran. Ini bentuk kepedulian yang produktif, sekaligus melatih kesabaran dalam situasi antrean,” ujar imam muda dengan motto Tahbisan “Diam Bersama dengan Rukun” (Mazmur 133: 1) itu.
Imam alumnus Seminari Tinggi Santo Mikhael Kupang itu mengaku bukan baru kali ini saja menjadi supir dump truck.
Dia bahkan rela berpanas-panasan saat mengantre di tengah terik matahari.
“Sudah terbiasa saya. Ini bagian dari merasul dan berbaur bersama umat Allah sekalian,” katanya.
Dia pun berpesan bahwa pekerjaan sopir adalah etos kerja yang penuh filosofi.
Bagi Pastor Fon Neno, menyetir adalah seni yang melukiskan tentang kehidupan.
Jalan berliku dan berkelok, menunjukkan situasi dan tantangan hidup.
Jalan yang panjang dan berbelok-belok, menunjukkan hidup yang terus dirajut, terkadang lurus terkadang dihadang.
Muatan yang berat menunjukkan bahwa hidup tentu saja membutuhkan perjuangan.
Sebagai informasi, pastor pambantu di paroki yang terletak persis di jantung Kota Betun, ibu kota Kabupaten Malaka itu baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-30.
Dia adalah alumnus Seminari Menengah Lalian Atambua angkatan ke-56.
Dia ditahbiskan menjadi imam pada 21 November 2019 di Dekenat Mena, Kabupaten Timor Tengah Utara oleh Mgr. Dominikus Saku.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba