Kupang, Vox NTT – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Linus Lusi merespon terkait banyaknya kepala sekolah di Manggarai yang kurang aktif di sekolah. Itu baik di Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur.
Linus mengatakan, guru Aparatur Sipil Negara (ASN) ada nomor induk perintah.
Menurutnya, kepala sekolah yang tinggal jauh dari sekolah memang menjadi sebuah persoalan. Meski begitu, kata dia, jauh dekat, bukan berarti mengabaikan disiplin.
“Nah, itukan soal manajemen diri, manajemen waktu yang harus di-menage, dan juga di bawah pengawasan leadership kepemimpinan kepala sekolah,” kata Linus saat diwawancarai VoxNtt.com di Kupang, Jumat (07/08/2020).
Linus pun meminta kepala sekolah benar-benar mengoptimalkan berbagai sumber daya yang ada. Sehingga yang jauh itu bisa dekat. Kemudian yang jauh disatukan untuk memajukan pendidikan.
Ia juga memberikan apresiasi hasil reses Anggota DPRD NTT Inosensius Fredi Mui yang kemudian mendapat banyak keluhan dari masyarakat Manggarai, khususnya di sektor pendidikan.
Baca: DPRD NTT Sebut Banyak Kepala Sekolah yang Kurang Aktif
“Ini lagi kita peta permasalahannya yang lagi kita geluti,” tutur Mantan Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Provinsi NTT itu.
Ia menegaskan dengan adanya laporan itu, pihaknya akan melakukan konsolidasi pendidikan secara baik dan benar. Sehingga arah dan cita-cita sektor pendidikan dengan sepirit restorasi kebangkitan pendidikan NTT menuju cerdas itu bisa terwujud.
“Dan prinsipnya kita harus memuliakan harkat dan martabat guru. Dan menciptakan harkat dan martabat guru sebagai segala-galanya, dan siswa di atas segala-galanya,” tandasnya.
Ia juga meminta dukungan semua stakeholders untuk memuliakan martabat guru kembali.
“Mohon dukungan semua, orangtua, teman-teman media, politisi, dan berbagai elemen, mari kita memuliakan martabat guru,” harapnya.
Karena menurut dia, pendidikan itu satu-satunya media sebagai alat pemersatu bangsa.
“Ini yang harus kita jaga bersama,” tuturnya lagi.
Soal laporan ketidakketerbukaan penggunaan dana BOS, PIP di sejumlah sekolah di Manggarai, Linus mengaku banyak para guru dan masyarakat yang mengeluh terkait manajemen penggunaan dana itu.
“Tapi ini juga kita akan benahi Satu per satu. Lalu terlait dengan penyaluran-penyaluran ada dia punya mekanismenya. Ada perubahan yang disalurkan langsung ke rekening sekolah. Dan sekolah dengan tim manajemen BOS internal. Muda-mudahan ada transparansi dan keterbukaan. Sehingga ini lagi kita genjot,” pungkasnya
Ia berharap masalah dana BOS bukan menjadi sebuah tren yang setiap hari, setiap tahun bergejolak naik akibat dari leadership kepala sekolah.
“Dan ini harus kita jaga,” ujar Linus.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba